Nasdaq dan S&P 500 Cetak Rekor, Wall Street Ditutup Bervariasi

Pada perdagangan Selasa, 12 Juni 2024, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Nasdaq dan S&P 500 ditutup naik dan berakhir pada level tertinggi sepanjang masa, membalikkan penurunan sebelumnya karena investor bersiap untuk data inflasi mendatang dan pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Dikutip dari Reuters, Rabu (12/6), Dow Jones Industrial Average turun 120,62 poin atau 0,31 persen menjadi 38.747,42. S&P 500 naik 14,53 poin atau 0,27 persen menjadi 5.375,32 dan Nasdaq Composite bertambah 151,02 poin atau 0,88 persen menjadi 17.343,55.

Saham Apple membantu menempatkan posisi Nasdaq, sementara saham blue-chip Dow Jones Industrial Average ditutup melemah. S&P 500 juga berubah menjadi di zona hijau seiring para pembuat kebijakan Fed mengadakan pertemuan dua hari.

“Investor bermain aman, dengan laporan CPI besok meskipun diprediksi menunjukkan sedikit penurunan,” ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.

“(Tetapi) kita terus melihat titik tertinggi sepanjang masa, dan anda tidak ingin membuat keputusan emosional,” tambah Stovall. “IHK bisa lebih lemah dari perkiraan, dan The Fed mungkin terdengar optimis bahwa setidaknya satu kali penurunan suku bunga bisa terjadi sebelum akhir tahun”.

Meskipun investor memprediksi tidak ada perubahan pada tingkat target dana Fed, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diperkirakan akan merilis ringkasan proyeksi ekonomi, yang akan menjelaskan jalur kebijakan bank sentral ke depan.

The Fed yang bergantung pada data akan mengamati apakah data CPI yang dirilis Rabu pagi ini menunjukkan seperti yang diharapkan, bahwa inflasi masih bergerak turun menjadi target tahunan bank sentral sebesar 2 persen.

Laporan tersebut mengikuti angka pertumbuhan upah AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat. Pengumuman Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa ia akan mengadakan pemilihan umum pada tahun yang penuh gejolak dalam geopolitik, yang telah mendorong dolar AS.

UJI SUPPORT

Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk uji support di level 6.800 dan resistance di level 6.900 hari ini, Rabu (12/6). IHSG ditutup merah pada hari Selasa (11/6), turun 65,86 poin atau 0,95 persen ke level 6.855,69.

“Secara teknikal, indikator MACD bergerak sideways, begitu pula dengan Stochastic RSI, yang mengindikasikan bahwa IHSG berpotensi untuk uji support pada level 6.800,” kata Alrich dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6).

Dia memprediksi pasar kemungkinan masih akan wait and see terhadap rilis data Federal Open Market Committee atau FOMC yang akan datang, sehingga mempengaruhi sentimen investor dan pelaku pasar.

Sentimen yang mempengaruhi IHSG hari ini adalah data penjualan ritel domestik bulan April yang menunjukkan penurunan signifikan ke level minus 2,70 persen dari bulan sebelumnya yang berada di 9,30 persen. Hal ini mengindikasikan normalisasi daya beli setelah lonjakan konsumsi selama periode Lebaran yang biasanya diikuti dengan lonjakan konsumsi. Sementara itu, data penjualan mobil mengalami perbaikan secara terbatas dari minus 17,50 persen di bulan April menjadi minus 13,30 persen di bulan Mei.

Sementara dari sentimen global, dipengaruhi oleh respons pasar yang wait and see terhadap rilis data suku bunga The Fed yang diperkirakan tetap di level 5,50 persen. Selain itu, pidato The Fed diharapkan memberikan gambaran mengenai peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini.

“Data inflasi Amerika yang akan dirilis di hari yang sama diperkirakan stabil di 3,40 persen. Inflasi yang terkendali dapat memperbesar peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini,” kata dia.

Alrich juga menyoroti faktor respons pasar terhadap negara Eropa seperti Inggris dan Jerman yang akan merilis data perekonomian. Inggris akan menantikan data GDP bulan April 2024, yang diproyeksikan tumbuh 0,7 persen dari level sebelumnya 0,6 persen di bulan Maret. Hal tersebut mengindikasikan perbaikan ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Bank of England. Sementara itu, Jerman akan merilis data inflasi yang diperkirakan tumbuh ke 2,40 persen dari 2,20 persen.

“Top pick pada Rabu (12/6) meliputi rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang rebound untuk ANTM, INCO, ADMR,” kata dia.

Sementara MNC Securitas memperkirakan IHSG bisa melesat lebih tinggi, di mana diperkirakan hari ini IHSG akan berada di level support 6.853-6.812, dan level resistance di 7.032-7.149

“Saat ini diperkirakan posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (2), sehingga dapat diwaspadai akan lanjutan koreksi IHSG yang akan menuju ke 6.742-6.794 apabila menembus support 6.846,” tulis MNC Sekuritas dalam analisanya.

Beberapa saham yang direkomendasikan untuk beli di level terlemah adalah ELSA dan KBLF. Pada perdagangan terakhir ELSA menguat 0,49 persen ke 412, namun masih disertai oleh volume penjualan.

“Selama ELSA masih mampu berada di atas 404 sebagai stoplossnya, maka posisi ELSA saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C. Buy on weakness 408-412,” tulis MNC Sekuritas.

Sementara KLBF pada perdagangan sebelumnya terkoreksi 2,51 persen ke 1.555 dan masih disertai dengan munculnya volume penjualan.

“Kami perkirakan, saat ini posisi KLBF sedang berada di awal wave B dari wave (B), sehingga KLBF masih rawan melanjutkan koreksinya. Buy on weakness 1.470-1.525,” jelas analisis tersebut. (*)

 

 

Leave a Comment