Beberapa post sebelumnya difokuskan pada pembahasan tentang perlunya menjaga dan meningkatkan kebahagiaan karyawan dalam manajemen sumber daya manusia di lingkungan bisnis. Nah, begitu liburan berakhir dan semuanya kembali bekerja, sebenarnya ada suatu momen menyenangkan yang bisa dibudayakan, yakni: pertukaran hadiah. Hadiah adalah simbol penghargaan, perhatian, dan kasih sayang kita kepada orang-orang tercinta. Hadiah adalah salah satu cara mengkomunikasikan perasaan kita kepada orang lain. Tanpa kata, hadiah menyampaikan makna “saya mengingatkan anda,” atau “saya senang dengan keberadaan kamu dalam hidup saya.”
Tukar-menukar hadiah dapat mendorong terjalinnya hubungan emosional dengan penerimanya, baik itu keluarga, teman, konsumen, maupun untuk sosial. Berbagi atau bertukar hadiah meningkatkan rasa kesatuan dan membentuk, atau memperkuat ikatan yang sudah ada. Lebih dari benda-benda fisik, kita memberikan sesuatu kepada orang lain setiap hari: kata-kata, perhatian, dukungan, dan waktu.
Bagaimana Menjaga dan Meningkatkan Kebahagiaan Karyawan?
Waktu itu berharga, dan kita perlu menggunakannya dengan bijak. Apakah anda pernah memikirkan apa yang kita lakukan dengan waktu kita yang tersisa di dunia ini? Ketika anda menerima perhatian dari seseorang, tahukah anda bagaimana cara menghargainya? Sebagai seorang pemimpin di perusahaan, hadiah apa yang anda berikan kepada mereka yang anda pimpin? Berikut adalah beberapa rekomendasinya:
Pengakuan
Mengakui prestasi seorang individu atau tim adalah suatu pertanda budaya kerja yang sehat dan positif. Pengakuan adalah booster untuk rasa percaya diri, dan memberi motivasi bagi seseorang untuk berbuat yang terbaik. Masih jadi perdebatan, apakah pengakuan semestinya diberikan secara pribadi atau di depan umum, namun bukan suatu perdebatan bahwa pengakuan dari pimpinan adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kebahagiaan karyawan. Sebagian orang tidak suka diberi penghargaan di depan publik, karena pengakuan secara luas bisa memicu efek negatif.
Jadi, seorang pemimpin bertugas untuk menentukan pendekatan yang sesuai, apakah memilih salah satu atau memadukan keduanya. Perlu diingat bahwa semakin tinggi posisi anda di sebuah organisasi, semakin berat beban yang anda emban. Berbicaralah dengan hati-hati, karena bisa saja ucapan anda menyakiti orang yang mendengarnya.
Suara
Baik atau buruk, kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan pendapat secara bebas membuat karyawan merasa berdaya. Jika anda melihatnya secara lebih mendalam, wanita baru mendapat kesempatan untuk bersuara di pertengahan abad ini. Demokrasi didasarkan pada keadilan dan hak untuk menyampaikan pendapat secara bebas. Sistem yang sama mestinya ada di organisasi. Semua orang ingin suaranya didengar. Mendengar adalah suatu keahlian yang bisa dipelajari. Kekuatan kepemimpinan yang tenang terletak pada kebiasaan bertanya, mendengar, dan membiarkan ide-ide brilian datang dari siapa saja, terlepas dari apapun posisinya.
Rasa Memiliki
Tidak ada yang lebih kuat untuk memberdayakan dan membangun motivasi di organisasi dibanding rasa memiliki. Jika anda ingin membangun dan meningkatkan kebahagiaan karyawan, maka mulailah dengan membangun rasa memiliki mereka terhadap perusahaan. Untuk melihat bagaimana caranya, mari kita lihat salah satu contoh sederhana. Apa yang terjadi ketika seorang karyawan merasa memiliki ruang kerjanya – meskipun secara teknis seluruh bangunan itu adalah milik perusahaan? Karyawan tersebut akan menata dan menghiasnya, membuatnya nyaman, dan menyenangkan, sehingga ia merasa senang bekerja di dalamnya.
Logika yang sama berlaku untuk rasa memiliki terhadap tugas atau pekerjaan, juga dapat membangun rasa memiliki di dalam perusahaan. Ada suatu perbedaan besar pada ucapan “perusahaan di mana saya bekerja” dengan “perusahaan saya” meskipun yang bersangkutan bukanlah pemilik yang sesungguhnya. Pernyataan pertama mencerminkan ada rasa yang kurang pada perusahaan, sedangkan pernyataan kedua menunjukkan rasa memiliki yang kuat.
Ucapan Terima Kasih
Sikap positif berpengaruh terhadap kebahagiaan. Kita ingin karyawan merasa bahagia, benar? Ucapan terima kasih bisa membangun rasa percaya dan hubungan yang kuat antara rekan kerja. Mulai dari pesan tulisan tangan, hadiah kecil, hingga mengucapkan hal-hal yang kita sukai dari seseorang, ada beberapa contoh ungkapan rasa terima kasih kepada seseorang.
Kerentanan
Kita semua manusia. Kita mengalami hari-hari baik dan hari-hari buruk. Ketika pemimpin menunjukkan dirinya rentan, maka akan terbangun koneksi yang lebih dalam dengan karyawan. Kerentanan dimaksud bisa berupa masalah pribadi atau kesalahan yang dilakukan. Pemimpin bisa jadi mengalami kesulitan dalam hal ini, dan ada suatu perasaan bahwa mereka hanya boleh menunjukkan kekuatannya.
Pemimpin tidak perlu takut menunjukkan kelemahannya, karena hal itu dapat membangun kepercayaan di antara anggota kelompok. Ada semacam pesan yang tersampaikan bahwa tidak masa jika anda menunjukkan bahwa anda butuh sesuatu, anda memiliki emosi, dan rasa takut, tanpa mesti dikiritisi atau merasa diadili.
Kepemimpinan itu adalah anugerah. Tidak semua orang lahir sebagai seorang pemimpin, namun karakter kepemimpinan bisa dipelajari. Mengajarkan, memberdayakan, dan mendelagasikan tugas akan menciptakan suatu lingkungan di mana orang-orangnya merasa penuh inspirasi dan semangat untuk melakukan yang terbaik dalam tugasnya. Upaya membangun dan meningkatkan kebahagiaan karyawan dan menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan mestinya menjadi bagian dari suatu strategi di perusahaan yang berorientasi lingkungan yang sehat dan berwawasan ke depan.
Tagged With : manajemen SDM