Pepatah mengatakan: di atas sendirian itu terasa sepi. Maksudnya? Dalam sebuah interview yang dikutip di Forbes dengan Tim Cook, CEO Apple, ia mengatakan bahwa para top leader alias pemimpin di posisi tertinggi kerap merasa sendiri dan terasing di jabatannya. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa mereka yang berada di posisi pemimpin bisa jadi merasa sendiri karena besarnya tekanan dan tanggung jawab akibat posisi mereka. Jadi, salah satu tantangan bagi seorang pemimpin adalah bagaimana meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinan sekaligus menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Meningkatkan Efektivitas Dalam Kepemimpinan: Fakta tentang Para Pemimpin
Sebagaimana dibahas pada post sebelumnya tentang tanggung jawab terberat seorang CEO, pemimpin tertinggi di perusahaan harus membuat keputusan-keputusan penting, yang terkadang sangat sulit. Rasa sendiri akan muncul, terutama jika keputusan yang diambil tidak populer. Terkadang, mereka juga harus menjaga jarak tertentu dari rekan-rekannya. Terkadang, keputusan yang tidak populer tersebut adalah satu-satunya cara untuk menjaga stabilitas dan kebaikan bagi perusahaan.
Jika anda kerap menilai pemimpin dengan mudahnya, cobalah berhenti sejenak dan lakukan eksplorasi terhadap banyak aspek yang bergerak di perusahaan sebelum menyalahkan orang lain. Semua pemimpin (apapun bidang yang ditekuni) memiliki beban tanggung jawab yang sama. Pemimpin adalah orang yang pertama harus membuat keputusan, mencari solusi dan menjalankan perusahaan bahkan di masa-masa tersulitnya. Sekalipun pekerjaan ini menantang dan menjadi kepuasan sendiri bagi sebagian orang, namun beban mental dan fisiknya juga luar biasa. Karena sifat pekerjaannya yang sensitif, tidak banyak pemimpin yang berbicara terbuka tentang betapa kesepiannya perjalanan mereka.
Ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, maka pemimpinlah orang yang pertama disalahkan. Hal ini tidak mengejutkan, mengingat orang kerap memandang pemimpin sebagai figur yang tak terkalahkan, memiliki energi tanpa batas, dan mental baja. Miskonsepsi semacam inilah yang membuat tuntutan terhadap mereka semakin tinggu, bahkan di tengah keterbatasan anggaran dan SDM. Hasilnya? Pemimpin harus bekerja lebih lama, dan energinya banyak terkuras untuk pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Efektivitas Dalam Kepemimpinan?
Banyak pemimpin yang hanya tidur beberapa jam setiap malam dan hampir tidak punya waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan. Ketika keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi tak lagi ada, banyak pemimpin menderita dalam keheningan. Lalu, bagaimana cara meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinan tanpa merusak hubungan dengan orang lain? Berikut adalah beberapa solusinya:
Prioritaskan Kebaikan Diri
Pertama dan terutama sekali, prioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Berbagai publikasi ilmiah menunjukkan bahwa hadir 24/7 adalah resep bencana termudah bagi para pemimpin dan karyawan. Perlu diingat bahwa komitmen untuk mengutamakan kebaikan diri sangat mudah terlupakan dan terkesampingkan. Mengalokasikan waktu untuk aktivitas pribadi akan membawa kesenangan dan mengurangi stress. Dengan mempraktekkan hal ini, anda bisa memperbaiki kesehatan dan melakukan apa yang baik untuk diri sendiri. Terkadang, untuk memperbaiki mood dan semangat, anda hanya perlu berjalan santai atau sekedar minum kopi dengan teman dekat.
Bangun Pola Pikir Berorientasi Pertumbuhan
Jika anda rentan menerima kritik dan keraguan atas kemampuan diri anda, pemikiran-pemikiran sempit menciptakan siklus isolasi. Pikiran negatif yang selalu menghantui bisa membuat anda enggan mencari bantuan atau dukungan atau bahkan berinteraksi dengan orang, sehingga semakin memperdalam rasa kesepian anda. Namun, anda bisa melepaskan diri dari siklus ini dengan menumbuhkan perspektif dan cara pandang yang lebih luas. Sering-sering mengingat apa misi anda dampak positif yang ingin diwujudkan oleh perusahaan anda kepada dunia. Selain itu, fokuslah belajar dari kritikan orang lain, bukannya justru terbelenggu dengan pikiran negatif.
Dengan pola pikir berorientasi pertumbuhan, maka anda mampu menerima feedback secara lebih positif, dan hal ini sangat penting, jika anda ingin membangun koneksi yang lebih kuat dengan tim. Di satu sisi, transparansi sangat penting dalam dunia bisnis saat ini. Namun di sisi lain, banyak pemimpin enggan berbagi kesulitannya karena takut terlihat tidak kompeten atau kurang percaya diri. Akibatnya, tidak akan tercipta komunikasi yang terbuka dan anda akan semakin terasing.
Prioritaskan Hubungan dengan Keluarga dan Pimpinan Lain di Luar Pekerjaan
Hubungan yang solid dan saling mendukung bisa membantu anda agar tidak terjebak dalam pemikiran anda sendiri. Cara pandang yang terlalu picik bisa memicu kesalahan dalam pengambilan keputusan, kehilangan kesempatan, dan ketidakmampuan untuk mengantisipasi masalah secara efektif. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah rasa sendiri dan isolasi ini.
Jadi, jika anda ingin meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinan, maka gunakanlah pendekatan berorientasi manusia dalam kepemimpinan, yakni, fokus untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan psikologis secara teratur. Selain menjaga hubungan dengan keluarga, jangan mengabaikan pentingnya dukungan dari jejaring pemimpin di sektor lain. Ini bisa menjadi support system yang luar biasa bagi anda.
Tagged With : manajemen bisnis