Ketika berbicara tentang kewirausahaan, kebanyakan dari kita mungkin berfikir bahwa kita tidak ditakdirkan menjadi seorang pengusaha. Namun faktanya, kita bekerja di perusahaan milik seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan tersebut, bukan? Artinya, mereka juga pernah ditahap merintis atau memulai usaha. Lalu, mengapa anda berfikir bahwa dunia wirausaha bukan untuk anda, padahal setiap orang bisa melakukannya? Sebuah pertanyaan bagus. Bagaimana kalau sudut pandangnya dibalik? Faktanya, ada orang yang merasa dirinya tidak pernah cocok menjadi seorang karyawan, yakni Steve Jobs.
Ingin Menjadi Seorang Pengusaha? Ubah Pola Pikir Anda!
Bagi seorang Steve Jobs, pengusaha tidak cocok dengan lingkungan kerja tradisional terjadi pada kondisi seperti ini: “Ketika anda tumbuh, anda biasanya diberi tahu bahwa seperti itulah dunia. Hidup akan terasa jauh lebih luas ketika anda menemukan satu fakta sederhana: segala sesuatu di sekitar anda, yang anda sebut kehidupan, dibentuk oleh orang-orang yang tidak lebih cerdas dari anda. Dan anda bisa mengubah, anda bisa mempengaruhinya. Begitu anda menyadari ini, maka anda sudah menjadi seseorang yang berbeda.”
Sebagian orang mungkin percaya bahwa mereka memiliki keahlian tertentu atau sudut pandang tentang kehidupan yang menghambat mereka untuk menjadi seorang boss atau seorang pemimpin. Mereka berfikir untuk diri sendiri dan melakukan apa yang terbaik menurut mereka. Bekerja di bawah aturan kerja tradisional membuat mereka tidak nyaman dan berpotensi membatasi kreativitas dan kemampuan mereka dalam membuat keputusan. Oleh sebab itu, mereka merasa akan lebih mudah tumbuh di lingkungan, di mana mereka bebas untuk menonjolkan keahliannya, insting, serta kemampuannya.
Orang-orang seperti ini tidak khawatir jika dimintai tanggung jawab. Sebaliknya, mereka justru mengharapkannya. Mereka jujur merasa bahagia dan puas ketika bekerja untuk diri sendiri, bukannya bekerja di perusahaan sebagai seorang karyawan. Mereka tidak ingin terperangkap oleh kebijakan perusahaan, hirarki manajemen, dan aturan-aturan yang kaku.
Apa Yang Menghambat Menjadi Seorang Pengusaha?
Jika sampai sekarang anda masih berstatus karyawan dan belum memiliki usaha sama sekali, bisa jaadi masih ada hal yang menghambat langkah anda. Sebuah artikel yang dipublikasikan di Tahun 2020 oleh Kementerian Perdagangan AS menyebutkan bahwa ada beberapa alasan yang menghambat seseorang menjadi seorang pengusaha. Jika anda bertanya kenapa anda masih bekerja untuk orang lain, mungkin anda perlu melihat dari sudut yang berbeda, yakni memahami sejumlah alasan utama yang berpengaruh terhadap adanya pemikiran bahwa mereka tidak cocok dengan pekerjaan biasa sebagai karyawan:
- Anda tidak terlahir untuk bekerja. Pengusaha tidak keberatan untuk bekerja keras. Bagi diri mereka. Mereka tidak percaya dengan jam kerja normal dari jam 8.00 pagi hingga jam 4.00 sore, diselingi istirahat selama beberapa menit, tanpa fleksibilitas sama sekali. Pengusaha cenderung bekerja dan fokus meningkatkan produktivitas. Ada suatu keyakinan umum bahwa pengusaha bebas sepanjang waktu. Itu tidak benar. Carilah seorang pengusaha dan tanyakan berapa jam rata-rata mereka bekerja dalam seminggu. Pengusaha yang berhati senang akan mengatakan bahwa jika anda menikmati apa yang sedang anda kerjakan, maka itu bukanlah bekerjaan.
- Temukan dan lakukan perubahan. Pengusaha tidak ingin bekerja sama sama dengan orang lain, yakni mengikuti rutinitas dan jam kerja yang baku. Mereka penuh imajinasi dan berfikir tentang perubahan sepanjang waktu. Di lingkungan pasar yang kompetitif, mereka berpeluang menciptakan disrupsi, karena mereka bisa menggunakan inovasi dan perubahan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Mereka melakukan tugasnya dengan menggunakan metode-metode alternatif, seperti Shopify atau PayPal, atau bahkan Slack. Di lingkungan kerja normal, penggunaan software baru yang masih beresiko biasanya dilarang atau dihindari, dan karyawan diinstruksikan untuk mengikuti aturan dan kebijakan yang sama dari tahun ke tahun. Semuanya dilakukan seperti biasanya. Pengusaha tidak bisa menyatukan pola pikir yang sempit seperti ini.
- Sesuatu yang tidak konvensional adalah hal biasa. Ketika anda tidak terikat oleh pemikiran dan aturan konvensional, anda cenderung lebih fokus pada masalah-masalah yang sesungguhnya dan bagaimana anda bisa menyelesaikannya secara kreatif. Pengusaha menguji dan meluncurkan ide-ide yang tidak biasa, ide yang berasal dari pemikiran kreatif, komunikasi dengan konsumen, riset, membaca laporan dan publikasi, serta meminta masukan dari para pakar. Mereka tidak mengikuti aturan kerja biasa dan mereka menciptakan suatu lingkungan belajar yang produktif. Mereka berkembang di tengah kekacuan pasar. Mereka percaya bahwa panduan dan proses yang kaku tidak akan menghasilkan peluang untuk tumbuh dan menjadi kreatif.
- Segala sesuatunya adalah resiko yang diperhitungkan. Segala sesuatu ada resikonya. Tidak ada yang benar-benar terjamin dalam kehidupan ini. Namun, pengusaha bukanlah risk taker yang sesungguhnya. Mereka tidak bertaruh. Namun, mereka melakukan segala sesuatu yang bisa mereka evaluasi dan potensi resikonya bisa mereka minimalisir, lalu kemudian mereka akan membuat keputusan. Membuat keputusan dalam suasana bebas dan akuntabel adalah hal menyenangkan bagi pengusaha. Mereka mengevaluasi setiap peluang potensial dengan memahami resikonya. Ini adalah salah satu atribut dan keahlian yang dimiliki pemgusaha, dan pola pikir bertanggung jawab seperti ini membuat mereka tidak cocok dengan lingkungan kerja rutin dan kaku.
Jika anda ingin menjadi seorang pengusaha, maka jadilah pemimpin, bukan pengikut. Di titik tertentu, anda mungkin pernah menjadi follower alias pengikut. Namun, pengusaha akan memanfaatkan setiap peluang untuk menjadi seorang pemimpin bagi hidupnya. Siap?
Tagged With : manajemen bisnis