Jika ada satu hal baik yang mesti dipetik dari penutupan aktivitas outdoor akibat virus corona, maka jawabannya adalah betapa produktif dan positifnya lingkungan kerja dari jarak jauh. Upwork memperkirakan bahwa sekitar 22% tenaga kerja akan bekerja dari jarak jauh di tahun 2025 nanti. Perubahan cara dan tempat di mana orang bekerja mengharuskan para pemimpin perusahaan untuk melakukan evaluasi ulang terhadap budaya organisasinya. Apapun system kerja yang sedang diberlakukan, budaya organisasi yang sehat adalah sebuah keharusan agar perusahaan anda berkembang.
Budaya organisasi adalah suatu aspek yang sangat penting di setiap organisasi. Budaya organisasilah yang menghasilkan kesuksesan, kecepatan, dan kemampuan untuk mempertahankan karyawan-karyawan terbaik di perusahaan. Sayangnya, tidak semua perushaan memiliki budaya yang mendukung karyawannya, baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Sebuah budaya organisaasi yang positif bisa jadi sulit dipelihara, jika tidak berada di satu lingkungan kantor.
Bagaimana Membangun Budaya Organisasi Yang Sehat
Namun, investasi untuk membangun dan memelihara budaya organisasi adalah salah satu komponen paling efektif bagi kesuksesan perusahaan, baik karyawan bekerja di kantor, hybrid, atau jarak jauh. Pendekatan yang digunakan perusahaan untuk memelihara budaya organisasi yang sehat melibatkan sejumlah faktor. Berikut adalah lima cara yang bisa digunakan perusahaan untuk menentukan prioritas budaya organisasi, meskipun sebagian tim bekerja dari rumah.
Komunikasi Terbuka dan Transparansi
Saluran komunikasi yang terbuka dan transparansi sangat penting di lingkungan kerja, terutama di lingkungan kerja jarak jauh. Karyawan mungkin merasa seperti berada di tengah pulau terasing, jika unsur pimpinan tidak berkomunikasi dengan mereka. Unsur pimpinan harus terus mengkomunikasikan tujuan, keberhasilan, peluang, dan masalah-masalah perusahaan kepada karyawan yang bekerja dari rumah.
Pimpinan bisa membangun komunikasi yang terbuka melalui berbagai momen, seperti pertemuan mingguan, saluran aktif di Slack, komunikasi langsung, dan sejenisnya. Hal yang terpenting adalah membagun ikatan di luar ikatan-ikatan formal semata.
Percayai Karyawan Anda dan Hindari Micromanagement
Adanya karyawan yang bekerja jarak jauh mengharuskan unsur pimpinan untuk menaruh kepercayaan lebih kepada bawahannya. Bagaimana dengan karyawan baru? Anda juga harus memberi kepercayaan dan ruang bagi mereka untuk menunjukkan seberapa kuat tekadnya untuk bekerja. Bahkan, ini bisa membantu anda memperkirakan berapa lama mereka mungkin akan bertahan di perusahaan anda.
Jika ada satu hal baik yang diajarkan pandemi virus corona, maka jawabannya adalah bahwa banyak perusahaan tetap bisa produktif meskipun karyawan mereka bekerja dari rumah. Data statistik menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja dari rumah bahkan bisa 47% lebih produktif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada alas an bagi sebuah perusahaan untuk tidak mempercayai karyawan yang bekerja dari rumah, sepanjang pekerjaan mereka bisa diselesaikan dengan baik.
Sejumlah perusahaan mungkin enggan memberlakukan system kerja jarak jauh bagi semua karyawan. Bahkan, ada yang terjebak oleh micromanagement, yang justru membuat karyawan-karyawan terbaik menjauh. Meskipun data statistik menunjukkan kalau karyawan yang bekerja jarak jauh bisa jadi lebih produktif, masih ada semacam pandangan bahwa mereka yang bekerja dari rumah cenderung malas, tidak produktif, dan tidak menggunakan waktu kerja mereka secara penuh untuk bekerja.
Sebagian pimpinan organisasi yang merasa tidak nyaman dengan sistem kerja jarak jauh ini merespon dengan terus-menerus memantau perilaku karyawan yang bekerja dari rumah. Jika anda memantau bagaimana karyawan anda mengerjakan tugasnya (namun tidak memberi mereka ruang untuk bekerja), berarti masalah yang lebih besar dalam budaya organisasi anda.
Keseimbangan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Kebanyakan karyawan setuju bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan perlu dipelihara, terutama saat bekerja dari rumah. Ini juga menjadi bagian penting dari budaya organisasi yang sehat. Perusahaan bisa mendorong keseimbangan di lingkungan kerja jarak jauh dengan memberikan dukungan yang semestinya, seperti jadwal kerja yang layak dan sarana untuk menjaga pola hidup sehat.
Misalnya, perusahaan bisa menyediakan alat komunikasi online atau software untuk mengatur jam kerja mereka, serta alat untuk menunjukkan status online/offline mereka secara efektif. Karyawan juga harus merasa nyaman di jam istirahat, sama halnya Ketika mereka berada di kantor.
Mendorong Pengembangan Profesional Karyawan
Dukungan pengembaangan professional karyawan adalah suatu keniscayaan untuk menciptakan budaya organisasi yang sehat. Keberhasilan karyawan mesti dihargai secara teratur, sehingga mereka yang berkinerja baik tahu bahwa mereka berpotensi untuk mendapatkan kenaikan karir di perusahaan.
Pastikan Segala Sesuatunya Menyenangkan
Terakhir, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan adalah kebutuhan untuk membaangun budaya organisasi yang sehat. Bermain games saat pertemuan yang dirancang untuk berkomunikasi dengan mereka yang bekerja dari rumah adalah salah satu contoh cara untuk memecah suasana monoton di tengah rapat. Jika karyawan masih tinggal di kota yang sama, perusahaan juga bisa mengatur acara happy hours atau makan malam bersama, sehingga karyawan tetap bisa saling bersosialisasi.
Tagged With : manajemen bisnis • Manajemen Usaha