Para trader dan investor mencemati harga komoditas sebagai salah satu variabel yang dapat memengaruhi harga saham, nilai tukar mata uang, dan bahkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, jarang ada yang memahami hubungan antara harga komoditas dan inflasi dengan benar.
Apakah harga komoditas memengaruhi inflasi, atau inflasi memengaruhi komoditas? Dan apakah harga komoditas dan inflasi selalu bergerak searah? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan gamblang.
Para ekonom memandang harga komoditas sebagai indikator leading bagi inflasi. Ini berarti tidak ada hubungan saling memengaruhi secara langsung antara harga komoditas dan inflasi. Hanya saja, harga komoditas seringkali menunjukkan gelagat perubahan inflasi lebih awal.
Umpamanya ketika terjadi kenaikan permintaan agregat hingga melebihi penawaran yang tersedia dalam perekonomian, harga komoditas akan langsung meningkat. Ketika referensi untuk data inflasi mendatang masih dalam proses pengumpulan, harga komoditas sudah naik lebih dulu.
Contoh kasus paling mencolok terjadi seusai bencana alam seperti banjir atau tsunami. Persediaan barang ludes di wilayah yang terlanda bencana, sedangkan korban membutuhkan lebih banyak barang untuk menggantikan barang-barang kebutuhan mereka yang rusak. Dengan sendirinya, harga komoditas di wilayah itu bakal melonjak. Laporan inflasi berikutnya juga akan menggambarkan kenaikan harga-harga pada periode tersebut.
Terlepas dari itu, kenaikan harga komoditas tidak selalu diikuti kenaikan inflasi. Harga komoditas yang paling berpengaruh dalam perekonomian antara lain minyak mentah, batu bara, logam industri, dan emas. Harga logam tanah jarang (rare earth) dan logam langka (rare metals) hanya memengaruhi harga barang yang berkaitan secara langsung dengan material-material tersebut, serta hampir tak berhubungan dengan inflasi secara umum.
Kurs valas juga dapat mengacaukan hubungan antara harga komoditas dan inflasi. Ketika kurs dolar AS menguat, harga komoditas biasanya melemah. Namun, kenaikan kurs dolar AS itu sendiri bakal mendorong kenaikan harga barang impor dan memicu kenaikan inflasi. Situasi seperti ini dapat menghasilkan suatu periode unik ketika harga komoditas lebih murah tapi data-data inflasi malah lebih tinggi.
Tagged With : analisa fundamental • komoditas