Kilau Emas Meredup Di Tengah Perdamaian AS-China

Harga emas merosot ke level rendah satu pekan di sesi perdagangan Senin (01/Juli) malam. Logam mulia tersebut turun jauh ke bawah level $1,400 setelah AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan sementara.

Dolar AS naik sementara aset-aset safe haven termasuk emas mengalami penurunan permintaan. Harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus di Comex New York turun 1.3 persen ke $1,395.95 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot jeblok 1.2 persen ke $1,393.02.

 

Perdamaian Sementara AS-China

AS dan China sepakat untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan mereka dari awal, setelah Presiden AS Donald Trump berjanji untuk menunda kenaikan tarif impor barang China dan melonggarkan restriksi ke perusahaan teknologi raksasas China, Huawei.

Sementara China, bersedia untuk memborong produk-produk pertanian dari AS dan kembali ke meja negosiasi. Namun demikian, China belum merinci barang-barang apa saja yang akan mereka tambah impornya dari negara pimpinan Trump tersebut.

Kesepakatan yang bersifat sementara ini sukses menggenjot minat risiko. Ekuitas global meninggi. Sebaliknya, daya tarik aset-aset safe haven pun meredup, termasuk harga emas.

 

Outlook Jangka Panjang Emas

Kendati demikian, para analis memprediksi bahwa dampak dari perdamaian AS-China kali ini tak akan berlangsung lama. Harga emas masih punya peluang besar untuk kembali naik dalam jangka panjang. khususnya dengan katalis pelonggaran moneter bank-bank sentral negara maju.

Ole Hansen, salah seorang analis senior dari Saxo Bank, mengatakan bahwa koreksi harga emas saat ini bukanlah sesuatu yang mengubah total optimisme pasar terhadap emas. Kondisi ini merupakan wujud dari overbought harga emas setelah naik harga dalam beberapa waktu terakhir.

“Kami melihat bahwa penurunan terbaru pada harga emas masih merupakan koreksi yang sehat, menyusul aksi beli besar-besaran dalam empat pekan,” kata Hansen.

Namun demikian, Hansen mengingatkan para investor untuk tetap waspada, seiring dengan dimulainya kuartal ketiga tahun 2019 ini. Ada beberapa alasan menurut Hansen; pertama, pertumbuhan global ke depan masih perlu dicermati.

Dalam jangka menengah, dampak dari perlambatan global tersebut mungkin dapat membebani emas. Namun, lanjut Hansen, dalam jangka panjang Outlook emas tak akan mengalami perubahan fundamental yang signifikan.

Leave a Comment