Kenaikan Dolar AS terhadap Yen mulai tersendat di bawah level tinggi dua setengah bulan. Di sesi perdagangan Selasa siang ini, USD/JPY gagal melanjutkan perolehan karena optimisme terhadap negosiasi perdagangan AS dan China mulai menciut. Di samping itu, perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa pun mulai menemui kendala. USD/JPY diperdagangkan di kisaran 108.35 saat berita ini ditulis.
Di sesi perdagangan akhir pekan lalu, pasar awalnya memang menyambut baik kesepakatan Fase 1 yang sudah dicapai antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Presiden AS Donald Trump pun dengan bangga mengumumkan Outline kesepakatan bersifat temporer tersebut, yang mencakup penundaan kenaikan tarif. Akan tetapi, para investor merasa tetap perlu waspada karena deal Fase 1 tersebut belum detail.
Alex Stanley, ekonom di National Australia Bank mengatakan bahwa China dikabarkan menginginkan diadakannya pertemuan level tinggi kembali pada akhir bulan ini untuk menyempurnakan deal Fase 1 tersebut. Kabar tersebut diasumsi pasar sebagai sinyal bahwa perundingan kemarin pada dasarnya belum komplit. Mereka juga mengamati perilaku AS yang kerap kali mengingkari kesepakatan dan menggertak dengan tiba-tiba menaikkan tarif.
“Para pelaku pasar menyadari bahwa dalam kesepakatan-kesepakatan AS-China sebelumnya, sering terjadi pengingkaran karena kesalahpahaman kedua belah pihak.” kata Stanley.
Menurut laporan Bloomberg Senin malam kemarin, China disebut menginginkan digelarnya pembicaraan lagi secepatnya akhir Oktober ini untuk menegaskan kembali kesepakatan Fase 1 yang dirancang Trump, sebelum ditandatangani oleh Preside Xi Jinping.
Negosiasi Brexit Mulai Alot
Selain AS-China, pasar kembali membeli safe haven Yen karena negosiasi Brexit yang kembali alot. Kesepakatan untuk melancarkan keluarnya Inggris dari Uni Eropa mulai menggantung, setelah para duta besar mengindikasikan bahwa Uni Eropa menghendaki lebih banyak konsesi dari PM Boris Johnson. Oleh karena itu, perjanjian penuh akan sulit diteken pekan ini.
Tagged With : usdjpy