Emas Lanjutkan Kenaikan, Begini Prediksi Goldman Sachs

Selangkah lagi harga emas akan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Jelang testimoni Ketua The Fed Jerome Powell yang akan disampaikan pada Kamis (07/Maret) dini hari nanti, buyer emas semakin agresif mencari safe haven. Grafik emas spot XAU/USD melejit 0.87% ke $2,146.38 saat berita ini ditulis pada Rabu malam. Sedangkan kenaikan emas futures lebih santai yakni 0.3% ke $2,147.60.

harga emas terus naik di tahun 2024

Reli harga emas telah berlangsung dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Dolar AS yang anjlok gara-gara ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed, semakin menjadi energi bagi bullish emas. Data-data ekonomi AS dinilai akan sulit membuat The Fed untuk mengulur waktu pemotongan suku bunga lebih lama lagi.

“Jelas ada data makro yang mendorong kita ke arah ini (kenaikan pesat harga emas) dan tindak lanjut dari ekspektasi kebijakan dari The Fed… Namun, respons di pasar emas berlipat ganda dari apa yang disarankan oleh model nilai wajar jangka panjang,” kata Michael Hsueh, Analis Strategi Valas & Komoditas di Deutsche Bank.

Para trader kini yakin 70% The Fed akan memangkas suku bunganya pada Juni. “CTA sekarang melakukan aksi beli pada semua silinder emas, dengan para hedge fund yang memegang sekitar 80% dari posisi max long tertinggi mereka sepanjang sejarah,” kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, dalam sebuah catatan.

Sejauh mana kenaikan harga emas tahun ini? Goldman Sachs dalam artikel yang diterbitkan pada 22 Februari 2024 menuliskan bahwa harga emas akan menceteak kenaikan 6% dalam 12 bulan ke depan. Analias Nicholas Snowdon dari bank terkemuka tersebut memprediksi harga emas akan tembus $2,175 per troy ounce. Pembelian emas fisik oleh bank sentral beberapa negara–utamanya Cina dan India–semakin meningkat.

“Pertumbuhan pesat kelompok konsumen ‘kaya’ di India … akan mendorong pertumbuhan konsumsi perhiasan,” tulis analis kami. “Selain itu, konsumsi emas juga didukung oleh kurangnya investasi alternatif di beberapa negara yang mengalami perubahan kebijakan besar (Turki, Tiongkok) dalam beberapa tahun terakhir,” tulis Goldman Sachs.

Tagged With :

Leave a Comment