Pada penutupan perdagangan Selasa, 14 Mei 2024, indeks Saham Amerika Serikat atau Wall Street kompak menguat. Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi, dan S&P 500 serta Dow juga menguat ketika Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, meyakinkan investor dengan merilis data indeks harga produsen, serta menunggu laporan penting indeks harga konsumen pada Rabu ini.
Mengutip dari Reuters, Selasa (14/5), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 126,60 poin, atau 0,32 persen menjadi 39.558,11. S&P 500 (.SPX) naik 25,26 poin, atau 0,48 persen pada 5,246.68 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 122,94 poin, atau 0,75 persen menjadi 16,511.18.
Indeks harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April karena biaya jasa dan barang meningkat tajam.
Investor juga terdorong oleh komentar Powell bahwa ia tidak memperkirakan kebijakan suku bunga bank sentral berikutnya adalah kenaikan, meskipun inflasi baru-baru ini lebih tinggi dari perkiraan.
“Pasar menjadi lebih nyaman dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Pertanyaan sebenarnya akhir-akhir ini adalah apakah kenaikan suku bunga adalah suatu kemungkinan dan Powell menegaskan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan saat ini,” kata Kepala Strategi 248 Ventura, Lindsey Bell.
Dia juga mencatat bahwa saham-saham tampak menguat selama sesi ini karena imbal hasil Treasury menurun.
“Tampaknya pasar obligasi mencerna semua ini dan pasar saham bereaksi terhadap pasar obligasi,” kata Bell.
Namun, investor dengan hati-hati menunggu angka Indeks Harga Konsumen pada hari Rabu ini untuk menilai apakah kejutan kenaikan pada kuartal pertama berlanjut hingga bulan April.
Saham-saham di Nasdaq yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,87 banding 1, dan mencatat 171 harga tertinggi baru dan 74 harga terendah baru. S&P 500 membukukan 31 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada titik terendah baru.
Di bursa AS, terdapat 13,66 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 10,91 miliar dalam 20 sesi terakhir.
IHSG DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Rabu (15/5). Pada perdagangan Selasa (14/5), IHSG ditutup melemah 15,498 poin atau 0,22 persen ke level 7.083,763.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperkirakan IHSG diperkirakan masih tertahan dalam area konsolidasi 7000-7200 dan bergerak di kisaran pivot 7100 di Rabu. Secara teknikal, IHSG membentuk pola inverted dragonfly doji di Selasa.
“Hal ini mengindikasikan tekanan jual yang masih cukup besar terhadap IHSG. Indikasi ini diperkuat dengan Stochastic RSI yang break low level pivot 50 persen,” kata Valdy, Rabu (15/5).
Valdy mencermati sentimen domestik relatif solid. Terbaru, penjualan ritel domestik tumbuh 9,3 persen yoy di Maret 2024 dari 6,4 persen yoy di Februari 2024. Sebelumnya, Indeks Keyakinan Konsumen naik ke 127,7 di April 2024.
“Kedua data ini mengindikasikan bahwa konsumsi domestik masih relatif solid dan bisa diandalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yoy,” lanjutnya.
Menurut Valdy, respons pasar terhadap pidato Powell yang cenderung netral cukup menarik. Jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools memperoleh hasil peluang pemangkasan suku bunga acuan di September 2024 kembali meningkat ke 51 persen.
Senada, Analis Bina Artha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG masih bergerak di bawah garis SMA-20, menandakan peluang untuk melanjutkan pelemahannya menuju level 7.000 ketika IHSG menembus ke bawah titik terendah hari Senin di 7.052.
“Level support IHSG berada di 7.000, 6.903 and 6.853, sementara level resistennya di 7.164, 7.290, 7.330 dan 7.391. Berdasarkan indikator MACD berada dalam kondisi netral,” ujar Ivan.
Saham-saham yang dapat diperhatikan di Rabu (14/5) menurut Phintraco Sekuritas antara lain BBRI, BRIS, INDF, ICBP dan ISAT dengan peluang technical rebound lanjutan. Sedangkan rekomendasi saham dari Ivan yaitu BBCA, BBRI dan SMGR.