Pada perdagangan Rabu (10/8/2023), indeks saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup melemah. Investor mengamati data inflasi utama AS yang akan dirilis, Kamis (10/8) waktu setempat.
Mengutip Reuters, Rabu (9/8), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,54 persen, S&P 500 (.SPX) turun 0,70 persen dan Nasdaq Composite (. IXIC) turun 1,17 persen.
Wall Street diperdagangkan lebih rendah karena kehati-hatian investor sehari sebelum laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS di Juli 2023. Hal ini berkenaan dengan bagaiman bank sentral AS, The Fed, dalam menerapkan suku bunga.
Beberapa analis memproyeksikan inflasi AS akan naik lebih tinggi. Consumer Price Indeks (CPI), diperkirakan akan menunjukkan kenaikan inflasi di bulan Juli 2023 menjadi 3,3 persen secara tahunan.
Aksi jual juga masih terjadi imbas penurunan peringkat Moody’s menjadi 10 bank kecil dan menengah AS.
Beberapa pelaku pasar khawatir sinyal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi pasar di masa depan, tetapi yang lain mengatakan mundurnya diharapkan mengingat reli luar biasa dalam ekuitas tahun ini.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Kamis (10/8). Pada perdagangan Rabu (9/8), IHSG menguat 0,09 di level 6.875,112.
Tim Analis Phintraco Sekuritas mengatakan IHSG diperkirakan melanjutkan fase konsolidasi di kisaran pivot 6.880 pada Kamis (10/8). Support dan resistance masih dipertahankan pada rentang 6.830-6.950.
Sentimen eksternal diperkirakan masih membayangi pergerakan IHSG. Data terbaru menunjukan China memasuki kondisi deflasi di Juli 2023, untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir.
“Deflasi Tiongkok sebesar 0,3 persen yoy di Juli 2023. Kondisi ini memperkuat indikasi penurunan konsumsi domestik hingga Juli 2023. Kondisi ini diharapkan mempercepat realisasi rencana stimulus fiskal tambahan oleh Pemerintah Tiongkok,” tulis Tim Analis Phintraco Sekuritas.
Phintraco Sekuritas menyebutkan inflasi AS diperkirakan mencatatkan sedikit kenaikan ke 3.3 persen yoy di Juli 2023 dari 3 persen yoy di Juni 2023. Akan tetapi, inflasi inti masih bertahan di 4.8 persen yoy di Juli 2023.
Dari dalam negeri, data ekonomi kembali menunjukan kondisi yang kuat, terutama di sisi konsumsi. Penjualan ritel tumbuh 7.9 persen yoy di Juni 2023 dibandingkan -4.5 persen yoy di Mei 2023.
“Top picks Kamis (10/8) meliputi AMRT, BTPS, MAPI, TOWR, SCMA dan speculative buy pada SMSM, MEDC dan WIIM,” ujarnya.
Sementara itu, Analis Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan pergerakan IHSG masih akan cenderung bergerak dalam rentang sideways dengan potensi kenaikan terbatas, mulai adanya pembalikan arah pada nilai tukar Rupiah serta masih tercatatnya capital inflow secara ytd turut memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
“Sehingga jika terjadi koreksi wajar maka para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian untuk saham – saham yang memiliki fundamental kuat dengan likuiditas tinggi,” tulis William dalam risetnya, Kamis (10/8).
Pergerakan berada di level 6.821 – 6.954. Saham yang direkomendasikan William antara lain adalah ASII, ITMG, BBCA, BBNI, TLKM, ASRI, dan KLBF.