Investor Was-was Suku Bunga The Fed Naik, Wall Street Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa (30/8/2022), Wall Street ditutup melemah untuk ketiga kali berturut-turut. Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) terimbas kekhawatiran investor bakal naiknya suku bunga The Fed.

Bank Sentral AS itu dinilai bakal kembali menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi inflasi. Inilah yang kemudian berpengaruh pada pergerakan Wall Street.

Berdasarkan laporan Reuters pada Rabu (31/8), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 308,12 poin atau 0,96 persen menjadi 31.790,87. Sedangkan S&P 500 (.SPX) kehilangan 44,45 poin atau 1,10 persen menjadi 3.986,16. Adapun Nasdaq Composite (.IXIC) tercatat turun 134,53 poin atau 1,12 persen menjadi 11.883,14.

Presiden Fed New York John Williams memberi sinyal The Fed perlu menaikkan suku bunga di kisaran 3,5 persen. Untuk itu, The Fed tidak mungkin akan memangkas suku bunga sama sekali tahun depan demi memerangi inflasi.

Namun, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa bank sentral dapat mengubah kenaikan 75 basis poin baru-baru ini, apabila data terbaru menunjukkan inflasi yang jelas melambat. Adapun Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan janji The Fed untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen tidak akan selalu menghasilkan resesi yang parah.

Meski begitu, para investor memperkirakan ada peluang 74,5 persen dari kenaikan suku bunga 75 basis poin selama tiga kali berturut-turut pada pertemuan Fed September.

11 sektor S&P 500 berada di wilayah negatif dengan sektor energi (.SPNY) turun 3,36 persen. Ini merupakan persentase penurunan terbesar karena harga minyak turun lebih dari 5 persen di tengah perlambatan ekonomi global yang dinilai dapat melemahkan permintaan.

Pertumbuhan megacap yang sensitif terhadap suku bunga dan saham teknologi seperti Microsoft Corp (MSFT.O) ikut turun 0,85 persen dan Apple Inc (AAPL.O) mengalami penurunan sebesar 1,53 persen, termasuk di antara hambatan terbesar pada indeks benchmark.

Di sisi lain, baik S&P 500 dan Nasdaq telah menembus di bawah rata-rata pergerakan 50 hari mereka. S&P 500 juga sempat jatuh di bawah level retracement Fibonacci 50 persen dari terendah Juni hingga tertinggi Agustus. Indikator teknis utama lainnya yang diawasi oleh analis sebagai dukungan.

Indeks acuan S&P 500 (.SPX) telah jatuh lebih dari 5 persen sejak Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Jumat menegaskan kembali tekad bank sentral untuk menaikkan suku bunga bahkan dalam menghadapi ekonomi yang melambat.

Tidak hanya itu, permintaan tenaga kerja tidak menunjukkan tanda-tanda turun. Lowongan pekerjaan AS naik menjadi 11,239 juta pada Juli dan bulan sebelumnya direvisi naik tajam.

“Mereka harus melemahkan pasar tenaga kerja dan bagaimana mereka akan melakukannya? Mereka akan menekan tarif dan membuat barang menjadi sangat mahal, sehingga orang akan mundur, permintaan akan turun,” ujar Managing Partner di Kace Capital Advisors di Boca Raton, Ken Polcari.

 

Leave a Comment