Pada perdagangan Senin (23/10/2023), Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup beragam. Imbas naiknya imbal hasil obligasi.
Mengutip Reuters, Selasa (24/10), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,58 persen menjadi 32.936,41, S&P 500 (.SPX) kehilangan 0,17 persen menjadi 4.217,04. Sementara Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 0,27 persen menjadi 13.018,33.
Indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah. Sementara sejumlah saham momentum yang sensitif terhadap suku bunga mendukung Indeks Komposit Nasdaq yang sarat teknologi ke penutupan yang lebih tinggi. Indeks Dow Jones Industrial Average mencatat penurunan harian keempat berturut-turut.
Pasar juga masih didominasi oleh pasang surutnya pasar treasury AS. Dimana, imbal hasil 10-tahun akhirnya menembus di atas 5 persen, Senin (23/10). Sehingga mendorong saham-saham AS ke wilayah positif hampir sepanjang hari dan menyeret dolar turun.
“Ceritanya terus berlanjut mengenai suku bunga, dan sampai batas tertentu beralih dari ‘lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama’ menjadi seberapa tinggi untuk berapa lama lagi?” kata Wakil Presiden Senior Wealthspire Advisors.
“Pasar telah menerima gagasan bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat,” tambahnya.
Lebih lanjut, investor masih tetap menunggu laporan pendapatan sejumlah perusahaan di S&P yang akan diumumkan minggu depan. Seperti Microsoft Corp (MSFT.O) , Alphabet Inc (GOOGL.O) , Meta Platforms Inc (META.O) dan Amazon.com (AMZN.O) , serta industri-industri besar seperti General Motors Co (GM.N) , Ford Motor Co (FN) dan Boeing Co (BA.N).
“Dengan hampir sepertiga dari laporan S&P minggu ini, investor berharap tujuh perusahaan luar biasa ini akan memberikan kejutan positif di minggu depan,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall.
Sejauh ini, 86 perusahaan di S&P 500 telah membukukan pendapatan. Dari jumlah tersebut, 78 persen telah melampaui ekspektasi, data LSEG menunjukkan.
Analis melihat pendapatan agregat S&P 500 untuk periode Juli-September tumbuh 1,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Atau sedikit di bawah pertumbuhan 1,6 persen yang diproyeksikan pada awal bulan, menurut LSEG.
Departemen Perdagangan pada hari Kamis akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga, yang diperkirakan meningkat menjadi 4,3 persen. Laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang komprehensif, yang akan dirilis pada hari Jumat, diperkirakan menunjukkan inflasi utama tahunan dan inflasi inti masing-masing turun menjadi 3,4 persen dan 3,7 persen.
“The Fed ingin memperlambat inflasi lebih cepat dibandingkan memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan mereka melakukan hal tersebut. Itulah definisi klasik dari soft landing,” tandasnya.