Investor Pantau Perkembangan Konflik Hamas-Israel, Wall Street Ditutup Menguat

Pada perdagangan Senin (9/10/2023), indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat. Sementara saham energi menguat karena investor menyimak perkembangan tentang konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

Mengutip Reuters, Selasa (10/10) Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 197,07 poin menjadi 33.604,65. S&P 500 (.SPX) naik 27,16 poin menjadi 4,335.66, dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 52,90 poin menjadi 13,484.24.

Militer Israel mengatakan pihaknya memanggil pasukan cadangan dan memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza. Sebagai tanda bahwa mereka mungkin merencanakan serangan darat di sana untuk mengalahkan Hamas yang melancarkan serangan mematikan pada akhir pekan lalu.

Namun pada sore harinya, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kelompoknya terbuka untuk berdiskusi mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya mengarahkan timnya untuk berkoordinasi dengan mitra regional. Guna memperingatkan siapa pun yang ingin mengambil keuntungan dari situasi ini.

Berita tentang konflik tersebut memicu kenaikan harga minyak karena kekhawatiran pasokan. Namun indeks saham berhasil membalikkan penurunan sebelumnya berkat komentar resmi Federal Reserve yang lebih dovish.

“Pasar saham dan investor fokus pada dua hal, perekonomian dan pendapatan. Perekonomian AS tidak melambat dan pendapatan diperkirakan akan keluar dari resesi dengan laporan mulai minggu ini,” kata Kepala Investasi di Huntington National Bank Augustine.

“Fundamental tersebut lebih kuat di pasar dibandingkan berita utama geopolitik yang buruk pada akhir pekan, sama seperti laporan tersebut lebih kuat dibandingkan laporan pekerjaan yang kuat dan kekhawatiran terhadap The Fed pada hari Jumat,” tambahnya.

Adapun pasar obligasi AS ditutup pada hari Senin untuk memperingati Hari Columbus, yang juga dikenal sebagai Hari Masyarakat Adat.

Lonjakan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini telah menekan ekuitas. Tekanan tersebut mereda karena kenaikan iShares Core 10+ tahun obligasi AS Exchange Traded Fund (ETF) dan iShares 20+ tahun Treasury bond ETF (TLT.O) menunjukkan bahwa imbal hasil bisa turun pada hari Selasa.

DIPREDIKSI MENGUAT

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Selasa (10/10). Pada perdagangan Senin (9/10), IHSG ditutup menguat 2,936 poin atau 0,04 persen ke level 6.891,455.

Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan IHSG berpeluang melanjutkan rebound ke kisaran 6.950, selama bertahan di atas critical level 6.900 di Selasa (10/10). Stochastic RSI dan MACD berpotensi membentuk golden cross memperkuat potensi rebound lanjutan tersebut.

“IHSG ditopang oleh realisasi data Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia di 121.7 di September 2023. Meski turun dari 125,2 di Agustus 2023, tapi rata-rata IKK masih berada di 124,5 sepanjang Januari-September 2023,” kata Alrich, Selasa (10/10).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi domestik masih relatif kuat dan berpotensi menopang laju pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini. Dari eksternal, peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah nampaknya memperkuat kecenderungan wait and see dari mayoritas pelaku pasar global.

“Kondisi ini turut berdampak pada pelemahan signifikan nilai tukar Rupiah ke Rp 15.685 per US dollar atau naik 0,51 persen per Senin (9/10) sore,” ujar Alrich.

Alrich mengimbau sebaiknya waspadai saham-saham yang sensitif terhadap pelemahan nilai tukar, seperti perbankan dan kesehatan. Di sisi lain, konflik Hamas-Israel berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas dalam jangka pendek.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memperkirakan IHSG melemah untuk menguji support fraktal 6.840. IHSG mestinya akan turun ke 6.804 sebagai target terdekat apabila tembus di bawah 6.840.

“Level support IHSG berada di 6.840, 6.804 dan 6.747, sementara level resisten-nya di 6.940, 7.000 dan 7.058. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” kata Ivan.

Untuk rekomendasi saham, Alrich menyebut pelaku pasar dapat mencermati peluang rebound lanjutan pada MEDC, UNTR, ADRO, MDKA, ANTM, AKRA, PGAS, ESSA dan BIPI. Akan tetapi, rebound Senin pada saham-saham tersebut belum didukung ekspansi volume.

“Oleh sebab itu, tetap waspadai potensi false signal (jangan terlalu agresif),” lanjut Alrich. (*)

 

 

Leave a Comment