Investor Khawatir Pembahasan Plafon Utang AS Mandek, Wall Street Anjlok

Pada perdagangan Selasa (24/5/2023), saham Wall Street ditutup anjlok. Hal tersebut disebabkan oleh kegelisahan investor soal mandeknya pembahasan plafon utang Amerika Serikat (AS)

Mengutip Reuters, Rabu (25/5), perwakilan Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri diskusi soal plafon utang lainnya pada hari Selasa, karena tenggat waktu semakin dekat untuk kenaikan batas pinjaman pemerintah atau default risiko sebesar USD 31,4 triliun.

“Kekhawatiran batas utang mendorong imbal hasil surat utang negara satu bulan ke rekor tertinggi di 5,88 persen,” tulis laporan tersebut.

S&P 500 (.SPX) turun 1,12 persen menjadi 4.145,58 poin. Nasdaq Composite (.IXIC) turun 1,26 persen menjadi 12.560,25 poin, dan Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,69 persen menjadi 33.055,51 poin.

Volume di bursa saham AS relatif ringan, dengan 10,3 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 10,6 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Di sisi lain, investor juga menunggu hasil pertemuan Bank Sentral AS, The Fed pada 2 Mei hingga 3 Mei. Mereka menunggu kebijakan mengenai suku bunga acuan.

Ahli Strategi Ekuitas Morgan Stanley, Michael Wilson, mengatakan default utang AS tidak dihargai pasar. Bahkan jika kedua belah pihak menyepakati kesepakatan, itu masih bisa berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi.

“Jika mereka mencapai kesepakatan tentang plafon utang, akan ada beberapa konsesi pada pengeluaran fiskal. Ini masalah pertumbuhan,” kata Wilson.

“Apakah itu akan berdampak secara langsung, atau tidak? Kami pikir ada sedikit dari keduanya. Pada akhirnya, tidak ada kompromi positif,” tegasnya.

DIPREDIKSI MELEMAH

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari Rabu (24/5). Pada hari Selasa (23/5), IHSG menguat 7,037 poin (0,1 persen) pada level 6.736,684.

Tim analis Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan indeks saham melemah terbatas dengan support dan resistance di level 6.722-6.767.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2023 meningkat dari sebelumnya USD 137,2 miliar pada akhir Desember 2022 menjadi USD 145,2 miliar dolar, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Dengan kinerja meningkat tentunya ini akan menopang ketahanan eksternal dalam negeri. Ini memberikan indikasi peningkatan surplus yang solid seiring dengan pandangan positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap terjaga,” tulis tim analis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (24/5).

Pasar berharap Bank Indonesia mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan, yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

“Karena dengan demikian, tentu hal tersebut memberikan sentimen positif kepada pelaku pasar dan investor ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu, tim analis MNC Sekuritas menjelaskan selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.656 sebagai support-nya, maka tidak menutup kemungkinan IHSG akan terkoreksi terlebih dahulu dalam jangka pendek untuk menguji rentang area 6.705-6.730.

“Waspadai, apabila IHSG menembus area support-nya, maka akan membawa IHSG ke rentang 6.612-6.622 untuk membentuk wave c dari wave (y) dari wave [ii] berwarna merah,” kata MNC Sekuritas.

Berikut adalah rekomendasi saham dari MNC Sekuritas:

  1. ASSA – Buy on Weakness

Buy on Weakness: 1.125-1.150 Target Price: 1.255, 1.360 Stop loss: below 1.075

  1. BBCA – Buy on Weakness

Buy on Weakness: 8.875-9.050 Target Price: 9.200, 9.300 Stop loss: below 8.700

  1. ELSA – Buy on Weakness

Buy on Weakness: 320-322 Target Price: 338, 344 Stop loss: below 312

  1. INDF – Buy on Weakness

Buy on Weakness: 6.825-6.925 Target Price: 7.050, 7.125 Stop loss: below 6.675.

 

Leave a Comment