Pada perdagangan Jumat (15/12/2023), indeks utama saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup beragam, namun berakhir naik pada pekan itu. Komentar Presiden Federal Reserve New York John Williams pada hari Jumat bahwa terlalu dini untuk membicarakan penurunan suku bunga mengurangi optimisme hari itu.
Mengutip Reuters, Senin (18/15), Dow Jones menguat 56 poin ke posisi 37.305,16. Indeks S&P 500 susut 36 poin ke posisi 4.719,19. Kemudian Nasdaq bertambah 52 poin ke posisi 14.813,92. Dalam sepekan, Dow Jones naik 2,9 persen, Nasdaq naik 2,8 persen dan S&P 500 bertambah 2,5 persen.
“Menurut saya, apa yang kita dapatkan minggu ini adalah Ketua Fed Jerome Powell tidak ingin menghukum perekonomian secara berlebihan dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi tanpa alasan yang jelas,” kata Kepala Investasi di Bokeh Capital Partners,Kim Forrest.
Volume di bursa AS naik ke posisi 19,76 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,80 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Di sisi lain, investor akan mengamati data ekonomi minggu ini. Termasuk pengeluaran konsumsi pribadi dan klaim pengangguran awal yang mungkin mempengaruhi prospek inflasi The Fed.
Soft landing, yaitu pertumbuhan yang tetap tangguh sementara inflasi melambat menuju tingkat target The Fed, telah menjadi skenario dasar bagi perusahaan-perusahaan Wall Street. Termasuk BMO Capital Markets dan Oppenheimer Asset Management.
“Perusahaan-perusahaan tersebut memperkirakan S&P 500 masing-masing berada pada level 5.100 dan 5.200 pada tahun depan, dibandingkan dengan level saat ini di 4.719,” tulis laporan itu.
AKAN MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan menguat pada perdagangan Senin (18/12). Pekan lalu, IHSG ditutup menguat 14,97 poin atau 0,21 persen ke posisi 7.190,99 pada Jumat (15/12)
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan ke kisaran 7.200-7.250.
“IHSG melanjutkan rally di Jumat (15/12). Sejalan dengan Stochastic RSI yang cenderung bergerak naik dan pembentukan sinyal goldencross pada MACD,” kata Alrich dalam proyeksinya, Senin (18/12).
Alrich mengungkapkan sentimen pekan ini diperkirakan masih berasal dari keputusan sejumlah bank sentral dunia. The Fed, ECB dan BoE memutuskkan menahan sukubunga acuan pada pertemuan Desember 2023. Selain itu, pasar yang masih merespons positif akan clue terbaru The Fed akan pemangkasan sukubunga acuan sebanyak 3 (tiga) kali di 2024.
Lebih lanjut, pada pekan ini, BI akan mengadakan RDG pada 20-21 Desember 2023. BI diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan di Desember 2023, mengikuti keputusan sejumlah bank sentral pada pekan ini. Hal ini berpotensi mendorong nilai tukar rupiah untuk beberapa waktu kedepan.
“Pasar dapat memperhatikan saham-saham dengan peluang rebound dan rebound lanjutan seperti BBCA, BUMI, MDKA, KLBF, AUTO, BTPS, dan MNCN,” ungkapnya.
Sementara itu, Analis Bina Artha Sekuritas, Ivan Rosanova memproyeksi IHSG dapat melemah ke level 7.130-7.150. Sebagai target koreksi jangka pendeknya. Level support IHSG berada di 7.130, 7.041, 7.000 dan 6.965.
“Sementara level resistennya di 7.225, 7.255, 7.300 dan 7.356. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan.
Saham-saham yang direkomendasikan Ivan, ADRO, BBNI, BBRI, BPRT, dan SMGR.