Kebanyakan pembahasan mengenai saham mengajarkan bagaimana caranya mendapatkan keuntungan dari kenaikan dan penurunan harga saham, atau dengan kata lain Capital Gain saja. Padahal, itu bukanlah satu-satunya cara investasi saham. Ada juga investor yang memang enggan memperjualbelikan saham terus menerus, sehingga bersedia menerima keuntungan dalam bentuk dividen saja tanpa merealisasikan Capital Gain maupun Capital Loss dalam portofolionya hingga bertahun-tahun yang akan datang.
Investasi saham demi dividen seperti ini memang lebih “tak menguntungkan” secara materiil dibandingkan trading saham rutin. Namun, strategi tersebut juga menawarkan ketentraman hati dan keamanan modal karena risikonya lebih rendah, sekaligus bisa menjadi aset yang benar-benar bisa diwariskan ke anak-cucu.
Nah, apabila Anda sedang mempertimbangkan untuk investasi saham demi dividen saja tanpa mengincar Capital Gain, maka ada dua hal yang perlu dicamkan sungguh-sungguh:
1. Prioritaskan Keamanan Modal
Pilihlah perusahaan-perusahaan yang namanya sudah akrab di telinga Anda, rekam jejaknya sudah sangat panjang, termasuk market leader di bidangnya, dan memiliki produk yang dibutuhkan oleh banyak orang. Periksa laporan keuangannya baik-baik. Pastikan bahwa kinerja bisnis selalu positif dari tahun ke tahun, dan emiten senantiasa membagikan dividen.
Meski demikian, jangan dibutakan oleh nominal dividen. Saat membagi dividen, perusahaan mengambil sebagian atau seluruh laba untuk dibagikan kepada investor. Ini artinya, dana yang bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan malah dipakai untuk memperkaya pemilik saham saja. Apabila terjadi terus menerus, maka bisa menjadi gelagat buruk. Lebih baik memilih perusahaan yang memberikan dividen lebih rendah, tetapi potensi ekspansi usahanya lebih bagus.
2. Perhatikan Dividend Yield
Strategi investasi saham berbasis dividen dapat berfokus pada Dividend Yield dari dua aspek. Pertama, pendekatan yield dividen tinggi. Kedua, strategi tingkat pertumbuhan yield dividen tinggi. Sepintas mirip, tetapi sangat berbeda.
Untuk pendekatan pertama, investor mencari perusahaan-perusahaan yang pertumbuhannya lambat, tetapi sering jor-joran dalam membagi dividen. Sedangkan untuk strategi kedua, investor mencari perusahaan-perusahaan yang pembayaran dividennya untuk saat ini masih rendah, tetapi pertumbuhannya dalam 5-10 tahun ke depan diperkirakan amat pesat.
Jika Anda termasuk investor yang kesulitan menganalisis fundamental suatu perusahaan, maka pendekatan pertama akan lebih mudah dilakukan. Anda cukup cari daftar IDX High Dividend 20, lalu pilih emiten mana yang sesuai dengan minat. Namun, jika Anda cukup jeli dan teliti untuk menginvestigasi fundamental emiten, maka strategi kedua itu lebih menguntungkan.
Nah, mana yang akan Anda pilih? Kedua pendekatan itu sebenarnya sah-sah saja. Satu-satunya kunci sukses dalam investasi saham jangka panjang adalah kesabaran dan ketekunan. Manapun yang Anda pilih, jika dijalani dengan sabar dan tekun maka pada akhirnya akan sama-sama sukses.
Tagged With : investasi jangka panjang • saham