Investasi Online yang Menguntungkan dengan Peer-to-Peer Lending

Dari berbagai alternatif investasi yang semakin banyak ditawarkan beberapa tahun terakhir ini, Peer to Peer Lending atau P2P Lending didirikan sebagai salah satu sarana investasi modern dan menguntungkan.

Berdirinya Peer to Peer Lending ini, dan selanjutnya akan disebut P2P Lending karena beberapa alasan tertentu, terutama karena banyaknya manfaat yang dimiliki investasi ini baik dari sisi kreditur atau peminjam serta investor. Generasi milenial pun bisa turut berpartisipasi karena untuk menjadi investor salah satu syaratnya adalah berusia mulai 17 atau 18 tahun.

Secara umum P2P Lending dapat didefinisikan sebagai platform yang mempertemukan antara orang yang membutuhkan dana segar, biasanya untuk keperluan pengembangan bisnis dan investor atau mereka yang mempunyai dana simpanan tapi tak tahu harus menyalurkannya pada investasi apa. Di Indonesia sendiri sudah berdiri beberapa start up P2P Lending yang terpercaya.

P2P Lending membuka peluang bagi peminjam sekaligus investor untuk mendapatkan keuntungan. Sebelum berkembang di tanah air, system ini telah banyak digunakan oleh pengguna internet di Inggris dan Amerika Serikat. Namun saat ini pasar “marketplace” P2P Lending yang terbesar di dunia adalah Cina.

Alasan harus berinvestasi pada P2P Lending

Investasi Online yang Menguntungkan dengan Peer-to-Peer Lending

Bagi Anda yang berniat melakukan investasi dengan sarana P2P Lending ini, berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh darinya.

Return yang tinggi

Investasi ini menjanjikan pengembalian atau return yang tinggi per tahunnya. Rata-rata tingkat suku bunga pinjaman ini adalah berkisar 18% per tahun. Jumlah tersebut tentu tergolong signifikan bila dibandingkan bunga bank atau Bank Fixed  Deposit yang hanya mencapai 6% hingga 8% per tahun.

Untuk mendapatkan return yang tinggi dengan tingkat bunga bersaing Anda bisa menawarkan pinjaman kepada debitur melalui sarana P2P Lending ini. Penghasilan yang diperoleh bila dibandingkan  reksadana atau deposito berjangka bisa mencapai dua kali lipat.

Resiko minimal

Dalam bisnis  atau investasi apa pun resiko dan imbal hasil selalu berbanding lurus. Singkatnya, bila Anda berharap mendapatkan profit yang besar, tentu saja Anda harus siap menghadapi resiko yang tinggi. Prinsip tersebut diterapkan oleh banyak investor pada investasi ekuitas di pasar saham karena menginginkan imbal hasil yang  memuaskan.

Sayangnya tak ada kepastian apakah pada tahun tertentu ekuitas terkait masih menghasilkan keuntungan atau tidak. Bila kondisi pada pasar saham secara umum memburuk, dari segi nilai Anda akan menyaksikan investasi asli Anda melemah secara signifikan. Tak hanya itu kemungkinan terburuknya investasi Anda mungkin bisa lenyap begitu saja.

Investasi P2P Lending faktanya lebih tidak beresiko, tetapi tentu resiko yang paling mungkin terjadi adalah default. Default artinya gagal bayar atau saat debitur tak dapat melunasi hutangnya kepada investor. Tapi Anda tak perlu khawatir karena di sinilah peran perusahaan P2P Lending yang memastikan resiko terburuk itu tidak terjadi.

Baca Juga : Fakta atau Mitos Seputar Layanan Peer to Peer (P2P) Lending

Kredit hanya disetujui diberikan kepada peminjam yang terpercaya. Hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan riwayat kredit termasuk alamat asli mereka yang telah diverifikasi. Upaya ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan gagal bayar. Dengan berbagai fasilitas tersebut, P2P Lending dinilai sebagai salah satu sarana investasi yang terbaik di dunia.

P2P Lending memenuhi dua kategori sebagai investasi yang baik, yaitu imbal hasil yang signifikan dari ekuitas dan keamanan dana investor.

Profit dapat ditarik setiap bulan

Berbeda dengan investasi keuangan yang lain, yaitu imbal hasil dibayarkan secara tahunan, semesteran, dan per tiga bulanan, dengan menjadi investor di P2P Lending  Anda bisa menarik profit setiap bulan.

Artinya peminjam dana Anda akan melunasi hutang berikut bunganya setiap bulan. Dengan demikian profit yang Anda  peroleh setiap bulannya akan ditransfer di rekening secara teratur. Sekarang Anda tak lagi harus menanti cek pembagian laba perusahaan(dividen) dari investasi saham Anda atau menunggu hasil bunga kuartalan dari investasi deposito bank.

Dengan mendapatkan keuntungan dari bunga setiap bulannya secara konsisten artinya Anda telah menciptakan passive income.

Fleksibel

P2P Lending tak menuntut kerjasama jangka panjang dengan investor. Jadi Anda bisa memberikan pinjaman dengan rentang waktu sesuai keinginan, mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Investasi Anda dapat disebarkan dengan mudah sebagai pinjaman dengan berbagai perhitungan tenor, misalnya, 6 bulan atau 1 hingga 2 tahun.

Bila suatu waktu Anda membutuhkan dana segar, modal yang telah disetorkan pada perusahaan dapat ditarik kapan saja. Sangat fleksibel, bukan?

Diversifikasi

Untuk meminimalkan resiko portofolio, seperti yang diketahui semua pengusaha, diversifikasi penting untuk dilakukan. Selain itu upaya ini juga bermanfaat untuk mendapatkan imbal hasil dengan lebih optimal.

P2P Lending memberikan alternatif diversifikasi yang menarik. Anda dapat meningkatkan investasi yang menjanjikan keuntungan dengan instrument pendapatan tetap. Caranya adalah mendiversifikasi portofolio investasi dengan meminjamkan dana Anda.

Dengan demikian Anda telah mengupayakan diversifikasi atas investasi Anda yang mengandung resiko besar, misalnya saham (ekuitas). Portofolio tersebut dimaksimalkan sebagai pengembalian serta resiko.

Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum berinvetasi pada P2P Lending

Untuk menambah referensi Anda, inilah beberapa hal yang harus diketahui sebelum melakukan investasi pada P2P Lending.

  1. Pilihlah perusahaan P2P Lending yang telah terdaftar pada OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. Dengan demikian dana Anda akan lebih aman dan secara hukum perusahaan dimaksud adalah legal. Beberapa start up P2P Lending yang bisa menjadi rekomendasi Anda adalah Investree, Amartha, Koinworks, Kredina, Danamas, dan Artawana.
  2. Cermati apakah perusahaan incaran Anda untuk menyalurkan dana dilengkapi fitur proteksi dana. Alasannya karena resiko investasi ini adalah gagal bayar walaupun belum pernah terjadi.
  3. Sebelum menanamkan modal Anda cermati dengan baik profil peminjam dan sesuaikan dengan tujuan keuangan pribadi Anda. Perlu diingat bahwa dana yang digelontorkan untuk bisnis baru akan beresiko tinggi. Perhatikan bidang bisnis peminjam dan tren yang tengah berlangsung. Calon peminjam yang layak dipertimbangkan adalah pebisnis dengan modal minim namun produk buatan mereka banyak diminati orang.
  4. Peminjaman dana dengan disertai agunan akan lebih aman, tapi Anda perlu mencermati prosedur yang nantinya diterapkan. Contohnya, jaminan peminjam adalah property seharga 200 juta. Bila terjadi default (gagal bayar) bagaimana jaminan tersebut bisa menutup kerugian investor.
  5. Perhatikan tingkat suku bunga yang ditawarkan. Situs perusahaan P2P Lending akan mengulas hal itu pada laman untuk peminjam serta investor. Umumnya dalam setahun tingkat bunga yang diterapkan sekitar 18% hingga 20%. Dengan bunga di atas 24% resikonya akan terlalu besar.
  6. Perhatikan biaya administrasi yang umumya 0% hingga 15. Perlu Anda ketahui bahwa investasi P2P Lending tak termasuk dalam perpajakan final. Dengan demikian investasi ini tak dibebani pajak progresif.
  7. Bagi pemula sebaiknya mulai dengan nilai investasi yang paling kecil kecuali bila investasi tersebut mempunyai fitur dana proteksi.

Nah, semoga ulasan di atas bisa menjadi referensi keuangan yang berguna bagi Anda.

Silahkan beri penilaian untuk artikel ini:

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 4.20 out of 5)
Loading...

Tagged With :

Leave a Comment