Intervensi Mata Uang dan Dampaknya Untuk Trader Forex

Kurs yen terus menerus melemah sehubungan dengan penguatan pasangan USD/JPY selama berbulan-bulan. Kurs yen hari ini bahkan telah mendekati 145 yen per dolar AS, mencapai rekor paling lemah dalam 24 tahun terakhir. Padahal, kurs yen awal tahun 2022 masih sekitar 115 yen per dolar AS.

Pelemahan kurs yen yang sangat tajam ini menyita perhatian berbagai pihak. Beberapa pejabat Jepang bahkan tak segan menyatakan perlunya “tindakan” untuk menanggulangi volatilitas di pasar forex. Tak pelak, muncullah berbagai spekulasi seputar intervensi mata uang.

Intervensi Mata Uang dan Dampaknya Untuk Trader Forex

Apa itu intervensi mata uang? Intervensi mata uang adalah campur tangan bank sentral atau pemerintah dengan menggunakan cadangan devisa berupa valas untuk menurunkan atau menaikkan nilai tukar mata uangnya.

Dalam konteks kurs yen yang terlalu lemah, Jepang dapat menaikkannya dengan menjual persediaan valas untuk membeli yen. Aksi beli tersebut kemudian akan menciptakan permintaan di pasar, sehingga mendongkrak nilai tukar yen. Sebaliknya, valas yang dipergunakan untuk membeli yen (umpamanya, dolar AS) akan mengalami pelemahan.

Apakah intervensi mata uang efektif untuk memperkuat nilai tukar? Intervensi mata uang merupakan salah satu alternatif untuk menopang nilai tukar yang terlalu lemah, tetapi tidak selalu efektif. Ada banyak sekali keterbatasan dalam intervensi mata uang, antara lain:

  1. Jumlah valas dalam cadangan devisa terbatas, sedangkan negara biasanya membutuhkannya untuk berbagai hal yang lebih penting daripada sekedar memperkuat kurs -contohnya, membayar utang luar negeri-.
  2. Pemerintah negara berkembang biasanya segan melakukan intervensi mata uang, karena mata uangnya bersifat “soft” (mudah dipengaruhi oleh kondisi eksternal) dan kurs memang memiliki tendensi melemah dalam jangka panjang. Khususnya dalam situasi ekonomi yang buruk dan hiperinflasi, kurs bisa melemah terus meski sudah dilaksanakan intervensi.
  3. Amerika Serikat sangat tidak menyukai intervensi mata uang. Secara berkala, AS membuat daftar hitam berisi negara-negara yang perlu diberi peringatan lantaran dicurigai melakukan intervensi. Apabila kecurigaan terbukti, AS dapat menerapkan sanksi terhadap negara tersebut.

Terlepas dari efektif atau tidaknya intervensi mata uang, trader perlu mewaspadai kebijakan ini. Pasalnya, intervensi pemerintah dan bank sentral di pasar forex dapat menimbulkan gejolak secara luas.

Intervensi mata uang oleh pihak otoritas biasanya dimulai dengan “jawboning“, yakni pernyataan atau komentar dari para pejabat bank sentral dan kementrian keuangan tentang kondisi nilai tukar yang mengecewakan. Pada titik ini, pasar biasanya sudah mulai mewaspadai aksi bank sentral dan pemerintah negara tersebut.

Apabila jawboning tidak efektif, mereka dapat melanjutkannya dengan melaksanakan intervensi mata uang secara diam-diam. Bank sentral biasanya hanya berkewajiban melaporkan cadangan devisa secara berkala, atau lazimnya satu bulan sekali, sehingga trader tidak akan mengetahui aksi bank secara real time. Pasar baru akan mengetahui aksi bank sentral setelah menyaksikan perubahan harga di pasar atau setelah pelaporan cadangan devisa berikutnya.

Tagged With :

Leave a Comment