EUR/USD jatuh setelah Dolar AS berbalik menguat di sesi perdagangan Kamis (29/Februari) malam ini. Data inflasi PCE AS bulan Januari sesuai dengan ekspektasi ekonom. Inflasi PCE headline yang termasuk kategori makanan dan energi, meningkat 0.3% setiap bulan dan 2.4% dalam basis 12 bulan sesuai perkiraan.
Namun, peningkatan inflasi tahunan menjadi yang terkecil dalam hampir tiga tahun terakhir. Hal ini memungkinkan penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni. Dolar AS yang semula melemah, berbalik naik beberapa jam setelah rilis laporan. EUR/USD anjlok 0.26% ke 1.0808.
“Ketakutan terburuk para pelaku pasar sebagian besar telah diatasi dengan laporan ini,” kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar Corpay di Toronto. “Masalah besarnya adalah bahwa data CPI menimbulkan rasa pasrah pada takdir di kalangan trader. Selain itu, cukup banyak kekhawatiran bahwa tekanan yang mendasarinya bisa menjadi lebih panas dari yang diperkirakan.”
Indeks Dolar sendiri telah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, khususnya setelah data inflasi harga konsumen (CPI) yang dirilis pada 13 Februari menunjukkan kenaikan harga lebih tinggi daripada ekspektasi.
Selanjutnya, para investor akan mencermati data ekonomi untuk mencari petunjuk kapan The Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya. Sebagian besar ekonom mengantisipasi perekonomian AS akan melambat dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang kemungkinan akan terus menurun mendekati target tahunan bank sentral AS sebesar 2%. Hal ini akan mendorong The Fed untuk mulai melakukan pelonggaran dan membuat dolar melemah.
Pernyataan pejabat The Fed turut diperhatikan sebagai salah satu sumber petunjuk. Malam ini, Presiden The Fed untuk wilayah Atlanta, Raphael Bostic mengutarakan sentimen dovish. Ia mengatakan bahwa musim panasa tahun ini adalah waktu yang tepat untuk mengurangi suku bunga. Kendati demikian, data ekonomi masih akan menjadi petunjuk bank sentral untuk menentukan kapan Rate Cut dilaksanakan.
Tagged With : eurusd