Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah menutup perdagangan Selasa (28/5) siang ini. Pada perdagangan, Selasa (28/5), IHSG ditutup melemah 21,624 poin (0,35 persen) ke 6.077,350. Sementara indeks LQ45 juga ditutup melemah 4,496 poin (0,47 persen) ke 954,668.
Enam dari 10 indeks sektoral melemah dipimpin sektor keuangan yang turun 0,70 persen.
Sebanyak 149 saham naik, 204 saham turun, dan 142 saham stagnan. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 235.454 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 8,693 miliar saham senilai Rp 4,152 triliun. Dana asing masuk ke pasar reguler tercatat Rp 66,065 miliar. Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp 6.966,506 triliun.
Saham-saham yang turun tajam dan masuk dalam jajaran top losers siang ini antara lain Bliss Properti (POSA) turun 12 poin (4,51 persen) ke 254, Ciputra Development (CTRA) turun 45 poin (4,46 persen) ke 965, Alfa Energi (FIRE) turun 350 poin (4,02 persen) ke 8.350, Trada Alam Minera (TRAM) turun 5 poin (3,94 persen) ke 122, Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 325 poin (3,74 persen) ke 8.375.
Sementara di pasar valuta asing, dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat terhadap rupiah. Mengutip data perdagangan Reuters, dolar AS siang ini bergerak di Rp 14.375 atau menguat dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 14.365.
Berikut kondisi bursa saham Asia siang ini:
– Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 96,36 poin (0,45 persen) ke 21.278,94
– Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 134,89 poin (0,49 persen) ke 27.422,98
– Indeks SSE Composite di China naik 25,75 poin (0,89 persen) ke 2.918,12
– Indeks Straits Times di Singapura turun 6,00 poin (0,19 persen) ke 3.164,70
Suspen
Sementara itu Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (suspen) PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) di seluruh pasar sejak sesi II perdagangan Senin 27 Mei 2019.
Dalam keterbukaan infomasi, manajemen BEI menyebutkan, suspensi saham dilakukan karena BTEL dalam laporan keuangannya memperoleh Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) selama 2 tahun berturut-turut yaitu periode 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017.
“Mengacu pada Surat Edaran Nomor: SE 008/BEJ/08-2004 tanggal 27 Agustus 2004 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek (Suspensi) Perusahaan Tercatat, maka Bursa dapat melakukan penghentian sementara perdagangan Efek Perusahaan Tercatat apabila Laporan Keuangan Auditan Perseroan memperoleh Opini Disclaimer sebanyak 2 kali berturut,” tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Adi Pratomo Aryanto dalam keterbukaan informasi, Selasa (28/5). Suspensi ini berlaku hingga ada pengumuman lebih lanjut.
Sejak 7 Maret 2013, harga saham perusahaan tidak bergerak dari level Rp 50 per saham alias saham gocap.
Pada kuartal III 2018, total aset BTEL tercatat sebesar Rp 738,95 miliar dari sebelumnya Rp 12,35 triliun pada akhir 2010.
Sayangnya, total utang perusahaan justru meningkat lebih dari dua kali lipat atau 120,99 persen pada periode tersebut. Dari sebesar Rp 7,16 triliun di 2010 menjadi Rp 15,82 triliun per September 2018. Nilai ekuitas perusahaan tercatat negatif selama 6 tahun berturut-turut terhitung sejak 2013.