4 Faktor yang Mempengaruhi Harga Tembaga

Harga tembaga menghiasi tajuk media-media ekonomi dunia selama beberapa hari terakhir. Kenaikan harga tembaga pada pasar komoditas internasional mencapai hampir 30 persen sejak awal tahun 2024 sampai awal Mei, sehingga terbilang fantastis dan berdampak luas terhadap berbagai sektor. Namun, faktor apa saja yang menyebabkan kenaikan harga tembaga saat ini?

Harga Tembaga Naik Karena 4 Faktor Ini

Banyak faktor di balik kenaikan harga tembaga, mulai dari perkiraan peningkatan permintaan tembaga, produksi yang lamban, stimulus Tiongkok, sampai dengan aksi spekulan. Berikut ini ulasan beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga tembaga:

  • Perkembangan teknologi baru mendorong lonjakan permintaan atas tembaga.

Prospek permintaan tembaga melonjak sehubungan penggunaan material ini dalam energi terbarukan, kendaraan listrik, serta data center. S&P Global memperkirakan transisi ke energi bersih akan menggandakan permintaan tembaga sampai 50 juta metrik ton per 2035. Permintaan terbesar berasal dari Amerika Serikat, Tiongkok, Eropa, dan India.

  • Laju produksi tembaga tertinggal jauh dibandingkan proyeksi permintaannya.

Statista melaporkan total produksi tembaga mencapai sekitar 22 juta metrik ton pada 2023. Proyeksi totalnya meningkat sampai 30 juta metrik ton pada 2036 apabila laju produksi sama seperti sekarang. Dengan demikian, kemungkinan akan ada kesenjangan yang sangat besar antara produksi dan permintaan tembaga dalam beberapa tahun ke depan.

  • Tiongkok meluncurkan stimulus baru berskala super jumbo.

Beijing baru-baru ini mengumumkan akan merilis obligasi berjangka sangat panjang senilai 1 triliun Yuan untuk investasi pada sektor infrastruktur. Laporan tersebut memicu lonjakan pada harga tembaga, karena Tiongkok merupakan salah satu produsen sekaligus konsumen tembaga terbesar di dunia.

  • Spekulan memanfaatkan situasi untuk mendulang cuan.

Euronews melaporkan lonjakan harga tembaga terutama didorong oleh spekulasi bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini. John LaForge, Kepala Strategi Aset Riil di Wells Fargo, juga mengatakan kepada Yahoo Finance Morning Brief bahwa kenaikan harga tembaga “lebih berbasis pada spekulan dan bukan tentang fundamental.”

“Kita kehabisan produk olahan (tembaga). Dan ada beberapa spekulan yang datang dan mengambil keuntungan dari hal itu dengan basis (kontrak) futures,” kata LaForge.

Di saat yang sama, LaForge meyakini permintaan akan terus melebihi pasokan dan mendorong harga semakin meningkat meskipun ada hambatan dari aksi spekulan. Katanya, “Dekade demi dekade, umat manusia menggunakan lebih banyak komoditas, sehingga permintaannya terus meningkat”.

Tagged With :

Leave a Comment