Bagi para trader emas, penurunan Dolar AS hari ini rupanya belum cukup untuk menjadi alasan membeli emas. Perkembangan negosiasi AS-China, perlu diperhatikan di samping pelemahan ekuitas pula. Akibatnya, harga emas tetap loyo Selasa pagi ini walaupun Dolar sedang kendur.
Progres Positif Perundingan Dagang AS-China
Pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin, di akhir pekan lalu, membuat optimisme pasar akan kemajuan negosiasi perdagangan AS-China meningkat. Mnuchin mengatakan bahwa Washington dan Beijing sedang mendekati ronde terakhir negosiasi perdagangan mereka.
Pernyataan itu, tak hanya meredakan kekhawatiran atas perang dagang, tetapi juga membatasi penurunan saham-saham Wall Street. Saham S&P 500 yang masih flat, belum cukup untuk mendongkrak harga emas. Seperti yang ditunjukkan oleh grafik di bawah ini, harga emas turun 0.2 persen ke $1,288.00.
Tak hanya itu, harga emas juga spot turun 0.2 persen $1,287.34 per ounce. Sedangkan harga emas futures di Comex New York terjun 0.4 persen ke $1,290.60 an ounce. Sedangkan Indeks Dolar AS (DXY)–yang mendukung kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang lainnya–masih melemah tipis 0.03 persen saat berita ini ditulis.
“Outlook optimistis terhadap perjanjian dagang AS-China dan bea impor, membuat trader emas tak bisa memprediksi,” kata analis logam mulia RBC, George Gero. Selain itu, pekan ini akan menjadi pekan trading yang pendek, sehubungan dengan libur hari raya Paskah. Oleh sebab itu, harga emas diperkirakan akan tertahan di kisaran $1,275 per ounce. Namun, seandainya ada perubahan sentimen, kenaikan harga emas akan mencapai $50.
Sedangkan Miguel Perez-Santalla, analis emas di Heraeus Metal Management di New York, menyimpulkan bahwa untuk saat ini, buyer emas belum melihat peluang kenaikan harga. “Secara keseluruhan, orang-orang tidak tertarik dengan emas, (sebab) mereka belum melihat adanya potensi kenaikan (harga) pada logam mulia tersebut,” ungkap analis tersebut.
Tagged With : harga emas