Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (3/7). Masing-masing indeks saham acuan berhasil mencatatkan rekor.
Wall street menanjak didorong harapan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), yang akan lebih lembut atau dovish mengambil langkah kebijakan moneternya, seiring adanya perlambatan ekonomi.
Dilansir Reuters, Kamis (4/7), indeks saham Dow Jones (DJIA) naik 179,32 poin atau 0,67 persen ke posisi 26.966. Indeks saham S&P 500 (SPX) menguat 22,79 poin atau 0,77 persen ke posisi 2.995,8. Indeks saham Nasdaq (IXIC) bertambah 61,14 poin atau 0,75 persen ke posisi 8.170,23.
Sementara itu, imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun menyentuh level terendah sejak November 2016 ke posisi 1,939 persen. Demikian juga imbal hasil surat berharga Zona Euro yang merosot ke level terendah seiring harapan Presiden Bank Sentral Eropa ke depan akan lebih lembut dengan kebijakan moneternya.
Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan defisit perdagangan AS naik ke level tertinggi dalam lima bulan. Sedangkan data sektor jasa menunjukkan perlambatan aktivitas.
Laporan yang dirilis tersebut menunjukkan pertumbuhan yang melambat secara kuartalan mulai dari perumahan, manufaktur, investasi dan belanja konsumen.
“Data ekonomi bervariasi, dan tidak terlalu buruk, meski secara umum turun. Tentu saja pasar obligasi mendorong imbal hasil surat berharga sentuh level terendah, sehingga menunjukkan perlambatan dan bank sentral akan memangkas suku bunga. Sedangkan pasar saham akan baik-baik saja,” ujar Senior Portfolio Manager Global Investment, Thomas Martin.
Survei pelaku pasar menunjukkan 29,7 persen kesempatan bank sentral AS memangkas suku bunga pada pertemuan 30-31 Juli.
Kemungkinan tersebut naik dari 25 persen pada Selasa dan 24 persen pada pekan lalu. Suku bunga turun sekitar 25 basis poin dilihat menjadi suatu kepastian.
Harapan bank sentral AS yang akan memangkas suku bunga didorong data ekonomi yang lebih rendah dan pernyataan The Fed yang mengindikasikan langkah kebijakan moneter yang lebih lembut.
Selain itu, The Fed Atlanta juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II menjadi 1,3 persen dari sebelumnya 1,5 persen.
Data ekonomi lainnya menunjukkan pegawai di sektor swasta hanya bertambah 102.000 pada Juni. Angka ini di bawah harapan ekonom.
Sektor saham utilitas, real estate, dan konsumsi meningkat dari antara 11 sektor saham utama lainnya di Wall Street.
Saham Symantec Corp naik 13,57 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar dalam S&P setelah sumber Reuters menyebutkan Broadcom Inc sedang dalam pembicaraan untuk membeli perusahaan keamanan siber.
Saham Tesla Inc naik 4,61 persen setelah produsen mobil listrik ini mencatatkan rekor penjualan.
Volume perdagangan saham di Wall Street rendah menjelang libur hari kemerdekaan AS pada 4 Juli. Volume perdagangan saham tercatat 4,15 miliar saham, lebih rendah dibandingkan 6,89 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.