GDP AS Direvisi Turun Terimbas Pandemi, Dolar Lemah

Data-data ekonomi AS yang dirilis pada hari Kamis malam ini, tak mampu membantu Dolar AS untuk menguat. Gross Domestik Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto Amerika Serikat di kuartal pertama 2020, merosot lebih rendah daripada ekspektasi. Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis malam kemarin melaporkan bahwa estimasi GDP AS kedua anjlok ke -5 persen, lebih rendah daripada -4.8 persen di estimasi pertama.

Sementara itu, sektor ketenagakerjaan tampak membaik meski angka klaim pengangguran masih tinggi. Departemen Ketenagakerjaan AS juga melaporkan bahwa masih ada 2.1 juta klaim pengangguran pada pekan yang berakhir tanggal 23 Mei. Meskipun turun dibanding pekan sebelumnya, tetapi analis menilai bahwa jumlah pengajuan tunjangan itu masih lebih banyak daripada ekspektasi.

jobless-claim

Penyebaran virus Corona yang memaksa pemerintah di berbagai negara untuk lockdown, telah membuat aktivitas bisnis macet dan pengangguran meningkat. Para ekonom memprediksi dampak lockdown terhadap ekonomi yang diterapkan sejak akhir Maret lalu di AS, masih mungkin menyeret GDP AS turun lebih dalam di kuartal ketiga tahun ini.

Chris Zaccareli, analis dari Independent Advisor Allience menanggapi rilis data Unemployment Claims malam ini dengan mengatakan bahwa angka itu terbilang masih besar. Akan tetapi jika jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran terus menurun, maka hal ini masih bisa dinilai sebagai hal yang positif bagi ekonomi.

Reaksi Dolar AS

Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor, setelah data-data tersebut dilaporkan. Data Durable Goods yang lebih baik daripada ekspektasi, tak mampu menahan Dolar AS dari aksi jual. Durable Goods AS untuk bulan April dilaporkan hanya turun ke -17.2 persen, tak sampai ke -19.0 yang diperkirakan sebelumnya.

dxy

Indeks Dolar pun turun 0.43 persen menuju 98.52. Pelemahan Dolar AS paling mencolok terjadi versus Euro, dengan EUR/USD yang menguat 0.72 persen ke 1.1084. Euro sendiri juga mendapatkan dukungan dari stimulus ekonomi Uni Eropa.

Leave a Comment