Sinyal perlambatan ekonomi yang terjadi di Zona Euro menyeret turun nilai tukar Euro. Selain itu, Dolar AS tampak mulai terkoreksi dari pelemahannya kemarin, meskipun isu pengurangan laju Rate Hike The Fed belum memudar. Di sesi perdagangan Selasa (08 Januari) malam ini, EUR/USD melemah 0.32% ke 1.1437.
Ekonomi Zona Euro Mulai Kehabisan Tenaga
Data ekonomi Jerman, yang menjadi negara ekonomi terkuat Zona Euro, mulai loyo di awal tahun 2019 ini. Sore tadi, Output Industri negara tersebut dilaporkan jatuh lagi ke -1.9%, jauh lebih rendah daripada ekspektasi 0.3%. Melorotnya data tersebut terjadi dalam tiga bulan berturut-turut, sehingga Euro pun harus turun dari puncak hariannya yang tersentuh kemarin. Sebelumnya, data Factory Orders Jerman kemarin juga dilaporkan tumbang ke teritori negatif.
Namun jika dicermati, penurunan yang terjadi sebetulnya masih dalam batas yang wajar. Namun, para trader tetap mempertimbangkannya, karena hal ini terjadi di tengah upaya ECB untuk memangkas stimulus. Pun, para eksporter Jerman juga harus berjibaku dengan perlambatan global serta kebijakan proteksi perdagangan oleh Presiden AS, Donald Trump.
“Data tersebut belum menjadi data lemah yang dapat membuat ECB mundur dari pengetatan moneternya,” kata Thu Lan Nguyen, analis Forex di Commerzbank.
Bank sentral Eropa tersebut telah mengutarakan rencananya untuk mempertahankan tingkat suku bunganya hingga pertengahan tahun ini. Menurut Nguyen, ia pribadi tidak mengekspektasikan pengetatan moneter ECB sampai tahun 2020.
Dolar AS Koreksi
Sebagai rival, melemahnya Euro memberi sedikit angin segar bagi Dolar AS untuk koreksi. Indeks Dolar (DXY) menguat 0.1 persen ke 95.734 meski total penurunan sejak Desember masih sekitar 2 persenan. Menurut analis Lee Hardamman dari MUFG London, isu perlambatan laju Rate Hike The Fed masih akan menjadi isu utama yang menekan bullish Dolar AS dalam beberapa bulan ke depan.