Efek Perang Dagang dan Krisis Politik di Hong Kong, Wall Street Jatuh

Bursa saham Amerika Serikat (AS). Wall Street, melemah akibat aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor pada Senin (12/8). Hal ini disebabkan oleh ketegangan geopolitik yang memberikan tekanan kecemasan terutama menyangkut perang dagang AS dan China yang memunculkan kekhawatiran terjadinya represi.

Dilansir Reuters, Selasa (13/8), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 391 poin atau 1,41 persen menjadi 25.894,44, indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 35,96 poin atau 1,23 persen menjadi 2.882,69, dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 95,73 poin atau 1,2 persen menjadi 7.863,41.

Direktur perdagangan di Performance Trust Capital Partners di Chicago, Brian Battle, mengatakan indeks saham AS yang ditutup melemah secara tajam dalam perdagangan ringan itu akibat adanya kegelisahan pasar atas protes di Hong Kong.

Brian menambahkan, geopolitik yang kurang kondusif juga disebabkan oleh kekalahan pemilu Presiden Argentina Mauricio Macri, dan perselisihan tarif antara AS-China yang berlarut selama berbulan-bulan.

“Orang-orang mulai menyerah dan membeli simpanan aset (safe haven) selama menunggu di momen itu (mereda), seperti emas,” kata Battle.

Saham platform streaming Roku Inc (ROKU) naik sebesar 7,2 persen setelah sebuah catatan penelitian dari Needham mengambil saham lebih besar dari pesaingnya Netflix Inc (NFLX).

Saham Amgen Inc (AMGN) juga naik 4,9 persen menyusul keputusan pengadilan yang menguatkan hak paten terhadap dua brand obatnya Enbren.

Sementara itu, saham Tapestry Inc (TPR) dan Capri (CPR) masing-masing turun 3,9 persen dan 4,4 persen. Penurunan itu terjadi setelah media sosial China mengkritik perusahaan karena menjual kaos yang menunjukkan wilayah Hong Kong dan Makau yang dikuasai China sebagai negara.

 

Leave a Comment