Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menghijau pada penutupan perdagangan Rabu (24/10). Faktor utama penguatan itu adalah kenaikan saham Apple Inc (AAPL.O) dan Facebook Inc (FB.O) yang membantu menopang indeks utama.
Dilansir Reuters, Kamis (24/10), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,17 persen menjadi 26.833,95 poin, indeks S&P 500 (SPX) naik 0,28 persen ada di level 3.004,52 poin, dan Nasdaq Composite (IXIC) juga naik sebesar 0,19 persen menjadi 8.119,79 poin.
Sebuah bank investasi dan broker retail yang berbasis di New York, Morgan Stanley, mengatakan saham Apple mengalami kenaikan sebesar 1,3 persen. Hal itu tak lepas dari rencana peluncuran layanan video streaming Apple TV.
Penopang lainnya ialah naiknya saham Facebook hingga 2,1 persen setelah Kepala Eksekutif Mark Zuckerberg berusaha meyakinkan anggota parlemen AS tentang mata uang digital yang diinisiasikan perusahaan, Libra.
Sementara, saham AS yang merangkak naik itu disebabkan pula karena investor tampaknya mengabaikan laporan triwulan yang lemah dari perusahaan industri Boeing Co 9BA.N) dan Caterpilar Inc (CAT.N).
Saham Boeing dan Caterpillar naik lebih dari 1 persen meskipun ada banyak laba yang hilang dari kedua perusahaan. Misalnya saja, Boeing melaporkan penurunan laba kuartalan 53 persen. Sedangkan penjualan Caterpillar di Asia anjlok.
“Caterpillar tentu saja dilanda dampak perang dagang, jadi itu belum tentu mengejutkan. Boeing memiliki masalah sendiri dari perspektif 737 MAX, ” kata Shannon Saccocia, Kepala Investasi Boston Private.
Ada pula saham Nike Inc (NKE.N) yang mengalami penurunan 3,4 persen akibat perusahaan pakaian olahraga tersebut mengumumkan Mark Parker, CEO lamanya, akan segera mengundurkan diri tahun depan.
Namun, berbagai penurunan itu masih tak begitu berdampak signifikan, karena secara keseluruhan Wall Street masih menunjukkan pergerakan penguatan.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,11 miliar saham. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir, yaitu 6,46 miliar saham.