Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada awal pekan ini. Ketiga indeks berhasil bangkit setelah mengalami aksi jual besar-besaran pada pekan lalu akibat kekhawatiran virus corona.
Dilansir Reuters, Selasa (3/3), Dow Jones Industrial Average melonjak 5,09 persen menjadi berakhir pada 26.703,32 poin, sementara S&P 500 melonjak 4,60 persen menjadi 3.090,23, dan Nasdaq Composite bertambah 4,49 persen menjadi 8.952,17.
Kenaikan harian Dow tercatat hang tertinggi sejak 2009, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing memiliki kenaikan satu hari terkuat sejak Desember 2018.
Padahal di penutupan pekan lalu, ketiganya masih anjlok. Bahkan S&P 500 mencatatkan penurunan terdalam sejak krisis keuangan 2008. Hal ini dipicu oleh investor yang takut akan terjadinya resesi ekonomi akibat virus corona.
Saham Apple melonjak 9,3 persen, kenaikan terbesar sejak 2008. Namun produsen iPhone ini masih turun hampir 9 persen dari rekor tertinggi pada 12 Februari lalu.
Penguatan-penguatan tersebut sejalan dengan pernyataan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, yang akan mengambil langkah untuk menstabilkan pasar keuangan. Sama seperti yang dilakukan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Seperti diketahui, Jepang salah satu negara yang terjangkit virus corona. Di Jepang, sebanyak 894 orang terinfeksi dan 3 dinyatakan meninggal dunia hingga 27 Februari 2020.
“Kita dapat menghindari penurunan ekonomi, tetapi jika mulai menumpuk dalam kapasitas perusahaan untuk membayar utang mereka, maka itu menciptakan masalah yang lebih dalam. Tapi bagi saya, sepertinya bank-bank sentral sedang mengaitkan senjata untuk menemukan cara melindungi kredit serta pasar dari ketidakpastian ekonomi, “kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors di Chicago.
Para investor memproyeksi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan, Fed Fund Rate, 50 basis poin pada pertemuan Maret ini. Bahkan menurut proyeksi FedWatch CME Group, peluang penurunan 50 bps tersebut mencapai 100 persen.
Indeks teknologi informasi S&P 500 melonjak 5,7 persen, menguat sejak Desember 2018.
Pengembang obat kanker, Forty Seven Inc, melonjak 62 persen setelah rekan yang lebih besar, Gilead Sciences, menawarkan untuk membeli sahamnya senilai USD 4,9 miliar. Gilead melonjak 8,71 persen.
Produsen masker bedah, Alpha Pro Tech Ltd, anjlok 22 persen, namun sejak awal tahun ini saham perusahaan telah anjlok 350 persen.
Sebanyak 14 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata 9,5 miliar saham selama 20 hari terakhir.