Pada perdagangan Senin (15/5) waktu setempat, Wall Street ditutup menguat. Tiga indeks utama kompak menghijau karena imbal hasil Treasury naik di tengah negosiasi kenaikan plafon utang Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, Selasa (16/5), Dow Jones Industrial Average naik 47,98 poin atau 0,14 persen menjadi 33.348,6. S&P 500 naik 12,2 poin atau 0,3 persen menjadi 4.136,28 dan Nasdaq Composite bertambah 80,47 poin atau 0,66 persen menjadi 12.365,21.
Negosiasi untuk menaikkan batas utang AS tengah jadi sorotan karena pemerintahan Joe Biden terancam gagal bayar utang per 1 Juni 2023. Kas negara bokek seperti yang diungkap Menteri Keuangan AS Janet Yellen awal bulan ini.
Pada Februari 2023, nilai utang pemerintah AS menyentuh USD 31,45 triliun. Nilai utang ini setara Rp 462.000 triliun.
Investor mempunyai sedikit fokus, selain dari negosiasi Biden dan Partai Republik hanya beberapa minggu sebelum pemerintah AS gagal membayar utang.
“Rasanya ada optimisme terkait pembicaraan tentang plafon utang. Sebagian dari itu mungkin permainan politik, namun sedikit membantu pasar hari ini,” kata Kepala Investasi Joseph Sroka.
Di sisi lain, investor juga khawatir inflasi AS masih akan tinggi mengingat Bank Sentral AS, Federal Reserve, kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan hari ini.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan penurunan suku bunga tahun ini karena dia tidak melihat inflasi turun secepat yang diyakini para pelaku pasar.
Sementara ketiga indeks saham utama AS berakhir hijau, pelaku pasar menunjukkan sedikit keyakinan karena pendapatan kuartal pertama turun, dengan melepas katalis penggerak pasar selain laporan manufaktur Empire State yang mengecewakan dari Federal Reserve New York.
Indeks “Empire State” Federal Reserve New York pada kondisi bisnis saat ini turun menjadi 31,8 pada bulan Mei, berlawanan dengan ekspektasi penurunan 3,75.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Selasa (16/5). Selama perdagangan Senin (15/5), IHSG menguat 3,977 poin atau 0,06 persen ke level 6.711,740.
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan IHSG didukung dengan Stochastic RSI yang masih di oversold area. Hal ini membuka peluang technical rebound IHSG ke 6.750 jika bertahan di atas 6.700.
“Dari dalam negeri, neraca Perdagangan Indonesia (NPI) kembali surplus sebesar USD 3,94 miliar di April 2023. Akan tetapi, surplus tersebut terjadi seiring dengan penurunan nilai ekspor dan nilai impor di April 2023 yang lebih dalam dari perkiraan,” kata Alrich, Senin (16/5).
Alrich melanjutkan, hal ini sejalan dengan antisipasi pelaku pasar yang dipicu oleh penurunan indeks manufaktur Tiongkok. Dari eksternal, pelaku pasar masih menantikan perkembangan terbaru terkait debt ceiling atau plafon utang di Amerika Serikat (AS).
“Menyusul kabar penundaan pertemuan terkait debt ceiling antara Presiden AS Joe Biden dengan pemimpin Kongres AS yang semula dijadwalkan di Jumat pekan lalu,” ujarnya.
Negosiasi untuk menaikkan batas utang AS tengah jadi sorotan karena pemerintahan Joe Biden terancam gagal bayar utang per 1 Juni 2023. Kas negara bokek seperti yang diungkap Menteri Keuangan AS Janet Yellen awal bulan ini.
Pada Februari 2023, nilai utang pemerintah AS menyentuh USD 31,45 triliun. Nilai utang ini setara Rp 462.000 triliun.
Masih dari eksternal, Tiongkok akan merilis Retail Sales dan Unemployment Rate per April 2023 pada Selasa. Kondisi ini berpotensi memicu berlanjutnya rotasi sektor ke sektor terkait konsumer.
“Dengan demikian, pelaku pasar dapat mencermati saham-saham konsumer seperti HMSP, ICBP, AMRT, DSNG, STAA, CPIN dan JPFA,” imbuh Alrich.
Sementara itu, tim analis Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG menguat terbatas pada rentang 6.625-6.847 meskipun potensi koreksi masih terbuka lebar.
“Kami memandang bahwa pasar saham dalam negeri masih akan sulit menanjak, bahkan ke level 7.000. Kami pun melihat volatilitas tinggi tersebut masih akan berlangsung hingga ada sentimen baru seperti pemilu,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya.
Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati PE Ratio IHSG cenderung memiliki valuasi yang murah dengan 14,88 kali. Hal ini tentu saja seharusnya bisa menjadi momen capital inflow itu masuk.
“Namun memang ketidakpastian yang terjadi di pasar, belum hilang sepenuhnya, dan tentu saja hal tersebut akan membuat pelaku pasar dan investor menimang antara risk dan reward,” lanjutnya.