PADA perdagangan, Selasa (24/10/2023), bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat karena sederet pendapatan perusahaan yang solid serta kinerja positif.
Mengutip Reuters, Rabu (25/10), Dow Jones Industrial Average naik 204,97 poin atau 0,62 persen menjadi 33.141,38. S&P 500 bertambah 30,64 poin atau 0,73 persen menjadi 4.247,68 dan Nasdaq Composite bertambah 121,55 poin atau 0,93 persen menjadi 13.139,88.
Ketiga indeks saham utama AS menguat, dengan megacaps yang sensitif terhadap suku bunga mendorong kenaikan seiring imbal hasil Treasury tetap stabil yang baru-baru ini menjadi 5 persen dan jauh dari kenaikan.
Musim laporan laba kuartal ketiga terjadi, dan hampir sepertiga perusahaan S&P 500 diprediksi akan membukukan kinerja pada minggu ini.
“Musim laporan keuangan baru saja memasuki puncaknya dengan sepertiga perusahaan memberikan laporan minggu ini,” ujar Thomas Martin, manajer portofolio senior di GLOBALT di Atlanta.
“Sebelum kemarin dan hari ini, laporan pendapatan sedikit mengecewakan. Jadi ini adalah beberapa hari awal kami memperoleh pendapatan yang lebih positif dan lebih baik”.
Dari 118 perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, 81 persen telah melampaui ekspektasi analis, menurut LSEG.
Pada hari Kamis (26/10), Departemen Perdagangan AS akan merilis laporan pertama mengenai PDB kuartal ketiga, yang menunjukkan akselerasi yang kuat menjadi 4,3 persen dari 2,1 persen pada kuartal kedua.
Kemudian di hari Jumat, Departemen Perdagangan diprediksi akan meninjau laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi, di mana analis memberikan bukti bahwa inflasi perlahan-lahan turun menuju target rata-rata tahunan Federal Reserve sebesar 2 persen.
“Pertanyaannya adalah, bisakah The Fed mengambil tindakan. Bisakah mereka membuat inflasi moderat ke tingkat yang dapat diterima sebelum kondisi memburuk bagi konsumen AS,” imbuh Bill Merz, kepala Riset Pasar Modal di Bank Wealth Management AS di Minneapolis.
Jika hal itu terjadi, Merz menambahkan, kemungkinan besar perekonomian AS akan terhindar dari resesi akan semakin besar.
MENGUAT TERBATAS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat terbatas pada perdagangan Rabu (25/10). Sementara, IHSG ditutup menguat 64.798 atau 0,96 persen pada 6,806.762 pada perdagangan Selasa (24/10).
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6702-6899. Kendati demikian, William menyebutkan IHSG masih memiliki peluang untuk terkoreksi meski dalam rentang yang wajar.
“Kenaikan yang terjadi dalam pola gerak IHSG saat ini masih bersifat teknikal rebound pasca mengalami pelemahan pada beberapa waktu sebelumnya, masih adanya peluang koreksi wajar tetap perlu diwaspadai,” tutur William dalam risetnya pada Rabu (25/10).
Hal ini dikarenakan terjadinya capital outflow serta adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah yang masih akan membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
Sementara, analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan IHSG membentuk bullish harami, jika rebound berlanjut di Rabu (25/10).
Bersamaan dengan rebound tersebut, Alrich bilang, Stochastic RSI membentuk golden cross pada oversold area. Potensi rebound lanjutan terdekat menguji level 6850 di Rabu (25/10).
“IHSG ditopang oleh rebound saham-saham bank, terutama bank berkapitalisasi besar seiring dengan rebound nilai tukar rupiah. Nilai tukar Rupiah tercatat menguat 0.53 persen ke Rp15,845 per dolar AS di Selasa sore,” tutur Alrich dalam risetnya pada Rabu (25/10).
Menurutnya kondisi ini ditopang oleh kecenderungan pelaku pasar di Amerika Serikat untuk kembali ke instrumen investasi yang lebih berisiko, khususnya saham perusahaan teknologi jelang rilis laporan keuangan kuartal III/2023 di pekan ini.
“Amazon, Alphabet, Meta dan Microsoft termasuk yang dijadwalkan rilis laporan keuangan di pekan ini. Pasar dapat memperhatikan peluang rebound lanjutan pada BBRI, BRIS, PWON, ASII dan ICBP,” tambah Alrich.
Sementara William merekomendasikan saham UNVR, ASII, AALI, JSMR, SMRA, KLBF, TBIG dan AKRA.