Data Inflasi Membuat Wall Street Ditutup Bervariasi

Pada perdagangan Rabu (13/9/2023), indeks Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi. Hal itu disebabkan oleh data inflasi AS yang melambat dan memperkuat kemungkinan Federal Reserve akan menahan suku bunga di level tertinggi.

Mengutip Reuters, Kamis (14/9) Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,2 persen menjadi 34.575,89, S&P 500 (.SPX) bertambah 0,13 persen menjadi 4.467,49 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 0,29 persen menjadi 13.813,59.

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS melemah setelah laporan CPI, yang menyarankan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mendatang.

Adapun Indeks Harga Konsumen (CPI) AS di Agustus tercatat mengalami perlambatan. Untuk inflasi tercatat 0,6 persen dan inflasi inti 0,3 persen.

“Karena pasar lemah dalam beberapa hari terakhir, mungkin orang-orang mengkhawatirkan inflasi inti yang lebih besar dari yang kita lihat,” kata Presiden Chase Investment Counsel Charlottesville, Peter Tuz.

“CPI sedikit positif pada basis inti, namun lonjakan harga bensin mempengaruhi penjualan ritel,” imbuhnya.

Tuz melanjutkan, laporan itu mengkonfirmasi pandangan bahwa The Fed menunggu data lebih lanjut. Sebelum menaikkan suku bunga pada bulan November.

Pasar keuangan telah memperhitungkan kemungkinan 97 persen bahwa Federal Reserve akan tetap bertahan pada pertemuan kebijakan moneter minggu depan.

DIPREDIKSI MENGUAT

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (14/9). Pada perdagangan Rabu (13/9), IHSG ditutup naik 1,507 poin (0,02 persen) ke posisi 6.935,476.

Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan IHSG tiga kali uji critical di level 6.900 dan ketiganya terbentuk lower shadow panjang. Kondisi ini mengindikasikan adanya strong support di 6900.

“Mempertimbangkan kondisi oversold pada Stochastic RSI, IHSG berpeluang technical rebound ke kisaran 6.930-6.950 di Kamis,” ujar Alrich melalui analisisnya, Kamis (14/9).

Alrich menjelaskan, dari faktor eksternal, proyeksi ekonomi di Eropa masih mengkhawatirkan setelah realisasi pertumbuhan PDB Inggris hanya 0 persen (yoy) di Juli 2023, turun dari 0.9 persen (yoy) di bulan sebelumnya.

Kondisi ini, menurut dia, menambah data-data ekonomi yang kurang memuaskan dari kawasan Eropa sebelumnya. Kondisi ini diyakini menekan bank sentral Eropa ECB untuk menahan suku bunga acuan di pertemuan 14 September 2023.

Selain itu, The Fed juga diyakini menahan suku bunga acuan dalam FOMC 19-20 September 2023. Dengan begitu, BI juga diyakini kembali menahan suku bunga acuan di 5,75 persen pada 20-21 September 2023.

Alrich menuturkan, pelaku pasar dapat mencermati potensi rebound pada saham BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI, serta potensi bullish continuation pada MTEL dan PRDA.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya, juga memprediksi IHSG akan menguat hari ini pada rentang 6.889-7.023. Menurutnya, rentang konsolidasi wajar masih akan dilalui IHSG mengingat secara year to date (ytd), tercatat terdapat capital outflow.

Namun, lanjut William, kinerja emiten masih menunjukkan perbaikan serta rilis data perekonomian masih menunjukkan kondisi perekonomian dalam keadaan stabil.

“Sehingga untuk rentang jangka menengah hingga panjang IHSG masih berpotensi kembali naik, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata dia.

William merekomendasikan saham yang bisa dicermati investor hari ini yaitu KLBF, BBCA, BBNI, JSMR, TLKM, PWON, TBIG, WIKA, dan ASRI.

 

Leave a Comment