Daftar Negatif Investasi (DNI) adalah daftar sektor bisnis yang tidak diperbolehkan untuk kepemilikan bersama di Indonesia, disusun oleh pemerintah sebagai informasi untuk calon investor. Informasi ini penting untuk melindungi ekonomi serta memberikan kejelasan bagi investor.
Terdapat empat jenis kategorisasi dalam DNI. Pertama, bidang usaha yang terbuka untuk investasi tanpa persyaratan seperti usaha perkebunan teh. Kedua, bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan, misalnya perkebunan tembakau. Ketiga, bidang usaha yang tertutup dan dilarang, seperti budidaya ganja. Keempat, bidang usaha yang tertutup untuk modal asing.
Sektor bisnis yang tercantum dalam DNI dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu, menyesuaikan dengan peraturan pemerintah. Maka dari itu, sebelum memutuskan berinvestasi, penting bagi investor untuk terus meng-update Daftar Investasi Negatif terkini. Perlu dicatat bahwa ada sektor bisnis yang memang ditutup untuk investasi sepenuhnya, ada juga yang dibuka dengan persyaratan.
Fungsi Daftar Negatif Investasi
Saat ini, pemerintah sedang mendorong investor untuk menanamkan modal dalam negeri. Nah, fungsi DNI adalah untuk menciptakan rasa aman serta kejelasan kepada investor tentang sektor bisnis yang akan mereka tuju.
Pasalnya, DNI memang dikristalkan ke dalam produk hukum, yaitu melalui Peraturan Presiden No 44 Tahun 2016. Isinya adalah daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka beserta persyaratan di bidang penanaman modal bahwa setiap investor wajib memahami bidang yang dipilihnya.
Peraturan itu juga menjelaskan pengertian penanaman modal dan bagaimana bila terjadi perubahan kepemilikan modal bisnis. Juga tercantum di dalamnya kewajiban-kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh penanam modal.
Daftar Negatif Investasi Terbaru
Terdapat beberapa kali wacana perubahan susunan DNI dari pemerintah. Berikut adalah kronologinya.
1. Penggantian istilah menjadi Daftar Positif Investasi
Pada akhir tahun 2019, pemerintah mengumumkan wacana penggantian istilah Daftar Negatif Investasi menjadi Daftar Positif Investasi. Pasalnya, istilah tersebut dinilai lebih positif terhadap masuknya investasi.
2. Pengurangan sektor bisnis dalam DNI
Meski kini hanya investasi positif saja yang dicantumkan, masih ada pengecualian pada beberapa sektor bisnis, namun jumlahnya berkurang hanya menjadi enam saja. Di antaranya adalah: bisnis perjudian dan kasino, jual-beli dan budidaya ganja, industri chlor alkali dengan proses merkuri, penangkapan Spesies dalam daftar CITES, pengambilan koral dari alam, dan industri bahan kimia daftar-1 konvensi senjata kimia.
Contoh Daftar Negatif Investasi 2020
Lantas, apa saja sih contoh DNI di tahun 2020? Berikut daftarnya.
Terbuka untuk kepemilikan domestik dan asing
- Perdagangan: cold storage, distribusi terkait produksi, penjualan langsung lewat jaringan pemasaran, dan broker.
- Ekonomi kreatif dan pariwisata: kafe, restoran, bar, fasilitas olahraga.
- Komunikasi dan informasi: melibatkan investasi minimal Rp100 miliar.
- Energi dan sumber daya mineral: pelet biomassa untuk energi terbarukan.
Tertutup untuk kepemilikan domestik dan asing
- Pembuatan dan pengelolaan kasino atau tempat perjudian.
- Bisnis budidaya dan penjualan ganja.
- Industri chlor alkali yang menggunakan proses merkuri.
- Penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).
- Pemanfaatan (pengambilan) koral atau karang dari alam untuk bahan bangunan, kapur, kalsium, akuarium, dan souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau koral mati (recent death coral) dari alam.
- Industri bahan kimia daftar-1 konvensi senjata kimia sebagaimana tertuang dalam lampiran I Undang-undang No. 9/2008 tentang penggunaan bahan kimia sebagai senjata kimia.
Berbagai Perubahan Kebijakan DNI
Sepanjang tahun, DNI kerap mengalami perubahan kebijakan pemerintah. Pasalnya, memang perubahan dalam daftar ini mengikuti perkembangan zaman dan kondisi ekonomi saat ini.
Pada tahun 2018, dari 83 bidang usaha yang dibuka bebas untuk modal asing, ada 51 bidang yang tidak ada peminatnya. Pemerintah menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah kurang DNI yang kuran tersosialisasi dan kurang menarik. Selain itu, program tersebut dianggap belum sepenuhnya memberikan kepastian usaha.
Akhirnya, pemerintah merevisi DNI untuk meningkatkan investasi asing dengan cara mengeluarkan 54 bidang usaha dari DNI. Lalu, pemerintah kembali memasukkan lima bidang usaha untuk melindungi UMKM, di antaranya warung internet, industri pengupasan dan pembersihan umbi-umbian, percetakan kain, kain rajut, dan perdagangan eceran lewat pos dan internet.
Akhirnya, pada tahun 2018, terdapat total 49 sektor usaha yang dikeluarkan dari DNI. Misalnya, industri kayu, budidaya koral, jasa pemboran migas, hingga industri rokok.
Menjelang akhir tahun 2019, muncul isu bahwa DNI akan dihapuskan dan diganti menjadi Daftar Positif Investasi di tahun 2020. Namun, tetap pelarangan permodalan untuk enam sektor industri seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Demikian penjelasan Daftar Negatif Investasi terbaru yang perlu kita pahami. Selain memahami portofolio yang dipilih, investor memang perlu terus mengikuti perkembangan peraturan dari pemerintah agar tidak bertemu masalah serius ke depannya. Selamat berinvestasi!
Tagged With : investasi