Begini Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Secara Islami

Di masa pandemi Covid-19, mengatur keuangan rumah tangga menjadi sebuah hal yang sangat penting dilakukan, mengingat banyaknya ketidakpastian karena perekonomian yang lumpuh. Agar berkah, kamu bisa mencoba cara mengatur keuangan rumah tangga secara Islami sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. 

Di dalam Islam sendiri, mengatur keuangan rumah tangga harus dilakukan berdasarkan skala prioritas, mulai dari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar utang, investasi, hingga mengeluarkan zakat dan sedekah. Harta yang dibersihkan dengan zakat maupun sedekah diharapkan bisa memberikan keberkahan serta manfaat untuk banyak orang. 

Berikut ini cara mengatur keuangan rumah tangga secara Islami yang bisa kamu ikuti. 

cara mengatur keuangan rumah tangga secara islami

Tentukan skala prioritas 

Islam mengajarkan untuk menentukan skala prioritas dalam membelanjakan harta, yakni membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan dan melihat manfaatnya. 

Kamu harus mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Kamu bisa memulai skala prioritas dengan urutan di bawah ini:

  • Zakat dan sadaqah (maksimal 10%): sebaiknya sisihkan terlebih dahulu untuk hak orang lain, setelah itu sisanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan cicilan lainnya
  • Memenuhi kebutuhan primer (maksimal 40%): seperti kebutuhan makanan, biaya listrik, air, biaya transportasi, dan biaya rumah tangga lainnya.
  • Membayar utang dan cicilan (maksimal 30%): di dalam Islam, membayar utang hukumnya adalah wajib. Maka jika kamu memiliki cicilan rumah atau utang lainnya, sebaiknya diutamakan terlebih dahulu
  • Investasi dan dana darurat (maksimal 20%): jangan lupa juga untuk menyisihkan pendapatan untuk investasi dan dana darurat untuk masa depan

Dalam menentukan skala prioritas keuangan rumah tangga, sebaiknya prioritaskan untuk sedekah, seperti memberi rezeki untuk orangtua dan juga orang lain yang membutuhkan. Sebab, dengan sedekah dan zakat bisa mendatangkan rezeki yang lebih banyak lagi serta memperoleh keberkahan dalam hidup. 

Mulai kelola keuangan secara hemat dan tidak berlebih-lebihan

Kamu bisa mencontoh kehidupan Rasulullah SAW yang amat sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Hal ini sesuai dengan QS Al-Isra’ ayat 26-27 di mana Allah tidak menyukai seseorang yang boros.

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” 

Hidup boros dan terlalu banyak membeli barang juga akan mubazir jika tidak sesuai dengan kebutuhan. 

Mulailah belajar untuk merasa cukup, misalnya cukup jika memiliki 5 pasang baju, mengingat saat pandemi seperti ini kegiatan kita hanya di rumah saja. Selain itu kita juga nggak perlu capek untuk mencuci baju, bukan? Sisanya, bisa digunakan untuk menabung atau melakukan investasi lain untuk masa depan. 

Dalam hadits riwayat HR Muslim & Ahmad, Allah akan memberikan rahmat pada hambaNya yang sederhana dan tidak boros.

“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang: 1) berusaha dari yang baik, 2) membelanjakan uang secara sederhana, dan 3) dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.”

Hidup berlebih-lebihan dan mewah juga menjadi salah satu sifat orang yang kufur pada nikmat Allah. 

Hindari melakukan utang

Di jaman yang serba canggih ini, sudah banyak aplikasi pinjaman online yang bisa diakses kapan saja. Sebaiknya jangan pernah tergoda untuk berutang, apalagi untuk membeli barang-barang yang bukan kebutuhan utama. 

Dalam sebuah riwayat hadits HR Bukhari Muslim, Rasulullah pun senantiasa berdoa pada Allah SWT agar terhindar dari lilitan utang.

“Dari Aisyah r.a: Rasulullah berdoa dalam sholat, Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit utang. Lalu ada seseorang yang bertanya: Mengapa anda banyak meminta perlindungan dari utang, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Sesungguhnya seseorang apabila sedang berutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya.”

Selain itu, memiliki utang juga akan membuat hidupmu tidak akan tenang dan boros, karena merasa memiliki uang sehingga akan terus-terusan melakukan hal konsumtif. 

Mencatat dan Mengatur Cashflow

Atur pengeluaran rumah tangga sesuai dengan pemasukan keluarga. Misalnya, gaji suami hanya sebesar Rp7 juta per bulan, maka wajib memperhitungkan biaya sesuai skala prioritas yang dibuat dan jangan melebihi kemampuan. Sebaiknya catat sekecil apapun pengeluaran yang dilakukan agar mudah dikontrol. 

Agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, kamu bisa memulai mengatur rencana pengeluaran bulanan, seperti membeli bahan makanan, membayar listrik, hingga untuk membayar cicilan.

Biar lebih hemat, kamu bisa menyiasatinya dengan membeli bahan makanan di pasar yang jauh lebih terjangkau dibandingkan membeli di supermarket. Kamu juga bisa memberikan bekal pada suami saat bekerja agar tidak membeli makanan di luar, sehingga pengeluaranmu pas dan tidak lebih. 

Wajib juga merencanakan pengeluaran yang lebih besar, seperti untuk pendidikan anak-anak, asuransi, hingga rezeki yang dibagikan pada orang tua. 

Jika dirasa kurang dan ada kebutuhan mendesak lainnya yang membutuhkan biaya besar, istri bisa berikhtiar dengan membantu pemasukan suami, seperti menjual beberapa makanan atau membuka usaha lain seperti berjualan baju secara online

Hal ini sesuai dengan hadits riwayat HR. Ath-Tahbrani dan Ad Dailami, “Sesungguhnya Allah suka kalau Dia melihat hambaNya berusaha mencari barang dengan cara yang halal.”

Nah, itu dia beberapa cara mengatur keuangan rumah tangga secara Islami. Poin terpenting yakni utamakan sedekah dan jangan hidup secara berlebihan, ya. Selamat mencoba!

Tagged With :

Leave a Comment