Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, imbas dari ketegangan perang dagang AS-China.
Dilansir Reuters, Senin (12/8), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 90,75 poin atau 0,34 persen menjadi 26.287,44, indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 19,44 poin atau 0,66 persen menjadi 2.918,65, dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 80,02 poin atau 1 persen menjadi 7.959,14.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan AS dan China tengah melakukan pembicaraan perdagangan, namun keduanya tak siap untuk membuat kesepakatan. Hal ini menambah kekhawatiran investor terkait dampak perang dagang terhadap ekonomi global.
Trump juga mengatakan AS akan terus menahan diri untuk melakukan kegiatan bisnis dengan raksasa peralatan telekomunikasi China, Huawei Technologies.
“Karena volatilitas telah meningkat, Anda mendapatkan lebih banyak bunga dari pihak pedagang, dan pada gilirannya telah menyebabkan volume yang lebih tinggi,” kata Rick Meckler, analis Cherry Lane Investments, New Vernon, New Jersey.
Saham pembuat chip dan perusahaan teknologi sensitif tarif lainnya (SPLRCT) turun, dengan indeks Philadelphia SE Semiconductor (SOX) turun 1,8 persen.
Uber Technologies Inc (UBER.N) merosot 6,8 persen setelah perusahaan melaporkan rekor kerugian USD 5,2 miliar per kuartal II 2019 dan pendapatan yang jatuh di bawah target Wall Street.
Saham Nektar Therapeutics (NKTR.O) juga anjlok, setelah pengembang obat tersebut menandai adanya masalah manufaktur dengan obat kanker.
Selama pekan lalu indeks utama di Wall Street mengalami volatilitas yang tinggi. Volume perdagangan di bursa AS juga mencatatkan total mingguan terbesar tahun ini, melebihi 41 miliar saham.