Harga Bitcoin telah melejit sampai lebih dari USD64.000 baru-baru ini, mendekati rekor tertingginya sepanjang masa. Harga Bitcoin dalam rupiah bahkan nyaris menembus Rp1 miliar per BTC. Tapi kita akan menghadapi Bitcoin Halving pada April 2024.
Apa itu Bitcoin Halving? Bagaimana perkiraan dampak Bitcoin Halving April 2024 terhadap harga Bitcoin? Simak artikel ini untuk mengetahui lebih jelas.
Bitcoin Halving merupakan penurunan reward untuk penambangan Bitcoin sebesar setengah dari reward sebelumnya. Peristiwa ini terjadi secara otomatis ketika 210.000 blok dihasilkan dalam proses penambangan Bitcoin, tepatnya sekitar empat tahun sekali.
Bitcoin Halving terakhir terjadi pada tahun 2020. Bitcoin Halving berikutnya kemungkinan terjadi pada bulan April 2024 mendatang.
Bitcoin Halving diharapkan akan mengurangi motivasi para penambang Bitcoin, sehingga pasokan (supply) koin kemungkinan akan berkurang. Mekanisme bertujuan menjamin kelangkaan Bitcoin. Sebagaimana hukum penawaran dan permintaan yang berlaku secara umum, situasi seperti ini dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin.
“Ekspektasinya adalah Halving akan menyebabkan kenaikan harga (Bitcoin) karena masyarakat memperkirakan pasokan akan (semakin) terbatas,” kata Douglas Boneparth, presiden Bone Fide Wealth dan anggota Dewan Penasihat Keuangan CNBC, “Saat pasokan berkurang, harga naik, dengan asumsi permintaan tetap sama atau lebih besar.”
Data pasar menunjukkan Harga Bitcoin mengalami kenaikan setelah tiga kali Halving sebelumnya. Namun, persentase kenaikannya berkurang pada setiap event.
Apakah harga Bitcoin akan naik lagi setelah Halving berikutnya? Sejumlah analis memeringatkan bahwa kenaikan harga saat ini kemungkinan sudah mencakup spekulasi pasar atas potensi kenaikan pasca-Halving, sehingga harga justru terancam menurun setelah peristiwa aktualnya terjadi. Namun, sebagian besar analis tetap optimistis terhadap prospek harga Bitcoin.
“Bisa saja sudah diperhitungkan (dalam harga Bitcoin saat ini), tapi sekarang sudah ada Bitcoin ETF, pemikirannya adalah bahwa lembaga-lembaga keuangan (yang menerbitkan ETF) perlu membeli lebih banyak bitcoin di pasar terbuka untuk mendukung aliran dana mereka,” kata Boneparth.
Para penasihat keuangan menyarankan agar para investor tetap berhati-hati. Ada baiknya mengoleksi Bitcoin, tetapi jangan gunakan seluruh modal untuk berinvestasi dalam aset kripto. Porsi Bitcoin dalam portofolio cukup sebesar maksimal 2% atau 3% saja.
Tagged With : bitcoin • Cryptocurrency