Bagaimana Mengoptimalkan e-Commerce bagi Startup Lokal?

Apakah anda sedang menjalankan usaha online yang menargetkan konsumen di daerah perkotaan maupun pedesaan. Faktanya, setiap daerah memiliki karakter berbeda, dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi penduduknya. Namun, satu hal yang tidak bisa dielakkan adalah perkembangan e-commerce yang sangat eksplosif. Mau tidak mau, usaha (baik skala kecil, menengah, dan besar) harus menyesuaikan diri. Jika tidak ingin tertinggal, maka salah satu pilihan yang ada di tangan anda adalah mengoptimalkan e-commerce untuk mendorong pertumbuhan bisnis.

Sejumlah pakar memperkirakan bahwa Asia akan tetap menjadi mesin global bagi pertumbuhan e-commerce hingga dekade mendatang. Daya tarik Asia sebagai hot spot untuk industri retail sebenarnya bukan karena penduduk yang besar. Namun, middle class atau penduduk kelas menangah memiliki pola konsumsi yang berkembang pesat secara online, karena layanan mobile sudah masuk hingga ke daerah-daerah pedesaan yang sebelumnya tertinggal.

mengoptimalkan e-commerce

Mengoptimalkan E-Commerce Di Daerah Perdesaan

Selain itu, industri smartphone ikut mempengaruhi perluasan akses jaringan komunikasi hingga daerah-daerah pedalaman. Saat ini, penduduk di daerah pedalaman sekalipun sudah bisa berbelanja online di marketplace. Bagi para pelaku bisnis e-commerce yang sifatnya lintas-batas seperti ini, pertumbuhan yang semakin meluas ini tidak hanya mendatangkan peluang yang signifikan, namun juga tantangan, terutama dalam kaitannya dengan logistik, karena banyak permukiman yang tersebar secara geografis dan terkadang tidak didukung infrastruktur transportasi yang memadai. Namun faktanya, mereka sudah memiliki akses yang luas terhadap internet dan marketplace.

Permintaan konsumen juga berubah, terutama untuk barang-barang elektronik, pakaian, dan makanan. Perubahan secara konstan ini juga menghadirkan tantangan bagi para pelaku usaha online. Fakta seperti ini terjadi di hampir seluruh wilayah berkembang di Asia, seperti India, Indonesia, Malaysia, dan negara lainnya.Mobilitas yang semakin tinggi turut serta mendorong Gen-Z dan millenial untuk menganut gaya hidup yang berorientasi digital, terutama di wilayah perkotaan.

Namun, ekspansi hingga keluar area metropolitan masih bergantung kepada solusi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, karena masih terdapatnya kendala infrastruktur dan transportasi. Ini adalah peluang bagi startup lokal untuk mengoptimalkan e-commerce agar mampu bersaing dengan industri perusahaan lintas-wilayah. Startup lokal memiliki keuntungan dalam hal ini, terutama karena rentang kendali wilayah pengiriman cenderung lebih dekat.

Di daerah-daerah berkembang dan daerah pedesaan, sistem belanja online melalui e-commerce bukan lagi hal baru. Ini adalah salah satu dampak dari perkembangan teknologi internet yang sangat pesat. Bahkan, diperkirakan akan muncul kelas-kelas konsumen yang akan membentuk gelombang retail digital berikutnya. Sekali lagi, cakupan jaringan telekomunikasi dan internet sudah menjangkau hingga ke daerah pedalaman.

Kondisi ini diprediksi akan berlangsung, terutama karena sebagian besar daerah berkembang telah memiliki infrastruktur dan teknologi pembayaran digital, lingkungan yang terus berkembang, sehingga berbagai inovasi akan terus bermunculan untuk memberikan kemudahan bagi konsumen di aspek pengiriman barang, konektivitas, dan pembayaran mobile.

Cara Mengoptimalkan E-Commerce bagi Startup Lokal

Bekerja Sama dengan Sistem Pembayaran Lokal

Ketika konsumsi online tumbuh secara global, maka para pelaku bisnis lokal, nasional, dan internasional harus ikut beradaptasi dengan metode pembayaran lokal – bukan hanya kartu kredit. Pemanfaatan uang digital mulai menjamur di daerah-daerah perdesaan. Di Tahun 2022, transaksi menggunakan uang mobile mengalami perkembangan pesat, dan hal ini sudah berlangsung sejak pandemi covid di akhir Tahun 2019.

Dengan memanfaatkan jejaring cashless yang terpercaya, baik skala global seperti GCash maupun skala global, dapat meningkatkan kenyamanan konsumen dan menyediakan data yang akurat, misalnya, tentang persediaan barang. Startup lokal juga bisa memilih bekerja sama dengan e-wallet ternama, seperti Paytm, OVO, atau e-wallat lainnya, sebagai alternatif bagi daerah-daerah di mana penetrasi kartu masih terbatas.

Pengoptimalkan Last-Mile Delivery

Last-mile delivery adalah tahap terakhir dari sistem logistik, yakni pengiriman barang ke konsumen akhir. Sebagaimana dibahas di atas, pengiriman barang dari vendor ke konsumen akhir adalah tantangan sendiri bagi perusahaan yang sedang berusaha mengoptimalkan e-commerce, karena internet berkembang lebih pesat dibanding infrastruktur transportasi. Akibatnya, infrastruktur logistik yang tidak memadai bisa menghambat pertumbuhan e-commerce di daerah-daerah berkembang, seperti wilayah Asia Tenggara.

Namun, investasi pada infrastruktur last-mile bisa memberi nilai tambah tersendiri bagi startup lokal. Jika perusahaan anda beroperasi di wilayah yang luas dan belum terkoneksi secara memadai, maka cobalah pertimbangkan untuk berinvestasi pada sistem pergudangan hyper-lokal, dan mengoptimalkan rute pengiriman. Di satu sisi, layanan kurir lokal bisa mengisi gap infrastruktur ini, namun isu konsistensi dan transparansi masih ada hingga saat ini.

Fakta lain yang mesti diketahui oleh startup lokal dalam upaya mengoptimalkan e-commerce adalah dominasi social e-commerce seperti TikTok seperti saat ini. Akibatnya, brand-brand lokal mesti melakukan lokalisasi strategi e-commerce.  Untuk itu, ada beberapa rekomendasi bagi startup lokal. Pertama, prioritaskan untuk melakukan riset dan beradaptasi dengan gaya berbelanja konsumen lokal. Hindari model e-commerce yang berbeda sangat kontras dengan gaya standar di daerah lain. Kemudian, amankan logistik, infrastruktur digital dan kemitraan, dan seimbangkan standarisasi harga sesuai dengan kondisi lokal.

Tagged With :

Leave a Comment