Banyak orang memilih berinvestasi dalam logam mulia, karena menganggap bakal terhindar dari risiko kerugian. Argumen “harga pasti naik” senantiasa mengemuka sebagai alasan utama pentingnya berinvestasi emas. Padahal, investasi emas juga bisa rugi.
Status emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) dan cadangan devisa internasional membuat nilai emas hampir tidak mungkin jatuh sampai nol. Namun, strategi investasi emas yang salah dapat mengakibatkan investor mengalami kerugian.
Berikut ini lima (5) skenario investasi emas yang dapat mengakibatkan kerugian tersebut:
- Berinvestasi dalam perhiasan emas.
Perhiasan emas merupakan ornamen yang dapat mempercantik penampilan kita. Namun, perhiasan bukanlah wahana investasi yang tepat.
Perhiasan emas tidak mengandung emas 100%, melainkan bercampur dengan logam lain. Harga perhiasan emas juga mengandung banyak faktor lain yang tidak berkaitan dengan bahan bakunya, seperti biaya cetak, biaya desain, pajak, dan lain-lain. Ketika kita membeli perhiasan, biaya-biaya itu akan diperhitungkan. Tapi ketika kita akan menjual perhiasan emas, pihak toko hanya akan bersedia memberi harga buyback berdasarkan perhitungan kandungan emasnya saja.
- Berinvestasi emas dalam jangka pendek.
Kamu mungkin sudah berinvestasi dalam emas batangan Antam, UBS, atau merek lain dengan jaminan mutu dan reputasi yang baik. Emas batangan itu perlu disimpan dalam waktu lama agar mencapai keuntungan yang cukup besar, setidaknya selama 5-10 tahun ke depan.
Bagaimana jika kita beli emas batangan hari ini untuk dijual lagi pada minggu depan? Dalam skenario seperti itu, kita pasti bakal rugi bandar.
Kalau kamu ingin memperoleh keuntungan dari naik-turun harga emas dalam jangka pendek, semestinya mengikuti trading emas CFD atau futures melalui broker forex. Investasi emas fisik atau digital hanya sesuai untuk jangka waktu lama.
- Berinvestasi emas tanpa memperhitungkan spread.
Spread adalah selisih harga jual dan harga beli emas. Para penjual emas lazimnya menetapkan harga berbeda untuk penjualan dan pembelian kembali (buyback). Selisih ini merupakan pendapatan bagi penjual emas, sekaligus menjadi biaya tersamar yang perlu diperhitungkan oleh pembeli.
Setiap toko offline maupun online dapat menentukan spread berbeda-beda. Ada yang sangat besar, ada yang sangat kecil. Langkah paling bijak adalah berlangganan pada penjual emas yang menawarkan spread kecil.
Bagaimana kalau kita tidak memperhitungkan spread? Kita mungkin akan mendapatkan penjual yang transparan, tapi bisa juga terjebak penjual yang jual mahal.
- Berinvestasi emas mini.
Tarif per gram untuk emas dalam pecahan kecil biasanya dibanderol dengan harga lebih mahal daripada emas dalam pecahan besar. Sebagai contoh: Investor perlu mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengoleksi emas berukuran 0,1 gram sebanyak 10 batang, daripada mengoleksi 1 batang emas berukutan 1 gram.
Semakin mini pecahannya, maka semakin mahal harganya. Oleh karena itu, ada baiknya kamu menabung hingga mengumpulkan dana memadai untuk membeli emas berukuran besar saja daripada mencicil beli per 0,1 gram. Kalau khawatir daya beli tabungan akan berkurang gara-gara inflasi, ada baiknya menabung dalam bentuk reksa dana pasar uang.
- Berinvestasi emas edisi khusus.
Para produsen emas semakin kreatif menjajakan produk-produknya. Mulai dari menyediakan emas mini hingga menerbitkan emas edisi khusus seperti Disney Princess, Hello Kitty, Superhero Marvel, dan lain-lain.
Harga emas batangan edisi khusus seperti itu biasanya lebih mahal daripada emas batangan biasa yang berukuran sama. Ada tambahan biaya lisensi dari pemegang copyright, sedangkan produsen juga ingin ambil untung lebih besar dari label “koleksi premium” yang disematkan dalam produk tersebut.
Target pasar bagi pemasaran emas edisi khusus bukanlah para investor, melainkan orang-orang yang menjadi penggemar dari serial aslinya. Kalau kamu bukan penggemar dan hanya berniat berinvestasi, membeli emas edisi khusus justru bisa mengakibatkan kerugian.
Tagged With : investasi emas • logam mulia