Credit Suisse: Franc Swiss Dan Euro Berpotensi Paritas

Tim analis dari Credit Suisse Group AG memprediksi bahwa dalam jangka panjang, Euro dan Franc Swiss akan mengalami paritas. Hal itu dilihat dari Franc yang hanya sedikit Overvalue terhadap Euro.

Franc Swiss, yang merupakan salah satu mata uang safe haven, telah terapresiasi cukup pesat sejak krisis finansial serta depresi pertumbuhan dan inflasi. Swiss National Bank (SNB) menilai bahwa nilai Franc terapresiasi dengan sangat tinggi.

Merekapun menggunakan deposit rate 0..75% dan berjanji akan melakukan intervensi sebagai upaya untuk menjaga stabilitas moneter.

“Kedua mata uang tersebut (Franc Swiss dan Yen Jepang) diincar sebagai safe haven dalam masa-masa ketidakpastian. Dengan mempertimbangkan tingginya nilai Franc dan rapuhnya situasi (perang dagang) saat ini, kesiapan kami untuk mengintervensi tetap penting, demikian pula suku bunga negatif.” kata Gubernur SNB Thomas Jordan dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 13 Juni lalu,

Credit Suisse mengestimasi bahwa Franc akan tervaluasi setara dengan 1.24 per Euro. Angka tersebut adalah hasil dari perbandingan dengan puncak EUR/CHF di 1.1174 yang tercapai Selasa (18/Juni) kemarin, tepatnya setelah pidato Presiden ECB mengenai tambahan pelonggaran moneter.

“Ini bukanlah pertanyaan apakah paritas akan terbentuk (atau tidak), melainkan kapan (paritas akan terbentuk,” kata Claude Maurer, salah seorang ekonom anggota tim analis Credit Suisse. Dalam penjelasannya tersebut, Maurer juga menyinggung rendahnya inflasi Swiss dan tingginya suprlus perdagangan.

 

Pernyataan Dovish Draghi ECB Di Portugal

Sebagai informasi tambahan, dalam sebuah forum finansial yang digelar oleh European Central Bank (ECB) di Portugal Selasa lalu, Presiden ECB Maro Draghi secara gamblang mengatakan bahwa ada peluang untuk penambahan stimulus dalam beberapa bulan ke depan, apabila kondisi ekonomi tidak memenuhi ekspektasi. Akibatnya, Euro pun jeblok terhadap mata uang-mata uang mayor setelahnya.

“Jika tak ada perbaikan, misalnya pemulihan inflasi yang berkelanjutan sesuai target kami tampak terancam, (maka) stimulus tambahan akan dibutuhkan,” tutur Gubernur bank sentral asal Italia yang akan pensiun akhir tahun ini tersebut.

Leave a Comment