Kebijakan moneter The Fed bulan September ini, diekspektasikan luas akan kembali menghasilkan kebijakan pemotongan suku bunga sebesar seperempat persen. Sebagian pelaku pasar mencerna pidato Powell di Zurich beberapa waktu lalu sebagai dasar akan dovish-nya sentimen The Fed.
Namun sebagian lainnya, justru sanksi bahwa The Fed akan seroyal itu dalam memangkas suku bunganya. Pasalnya, diperlukan bukti adanya perlambatan ekonomi ataupun resesi, sebelum membuat The Fed memangkas Rate untuk keduakalinya tahun ini.
Sarah Foster, dalam kolomnya di Bankrate.com, menuliskan 3 hal yang perlu diperhatikan sebagai persiapan dalam menghadapi kebijakan moneter The Fed yang cukup krusial besok, mengutip dari analisa sejumlah ahli.
1. Rate Cut 25 Basis Poin?
Meskipun di Zurich kemarin, Ketua The Fed Jerome Powell sudah menyuntikkan optimisme dengan mengatakan bahwa tidak ada sinyal resesi dalam waktu dekat, pasar tidak serta merta menyurutkan harapan mereka akan Rate Cut seperempat persen.
Pasalnya, Powell juga menyatakan kepuasannya akan suku bunga rendah. Menurutnya, kebijakan itu sudah tepat dan turut andil dalam membentuk perekonomian sehat AS saat ini. Namun, di sinilah salah kaprah pasar menurut ahli.
Tony Bedikian dari Citizens Bank mengingatkan pasar untuk memperhatikan perkembangan perang dagang AS-China. Jangan lupa bahwa The Fed juga perlu mengevaluasi dampak lebih jauh dari kenaikan pajak impor awal bulan September inim sehingga Rate Cut kedua masih perlu pertimbangan yang matang.
2. Ekspektasikan Deskripsi Ekonomi Yang Positif Oleh Powell
Ketua The Jerome Powell kemungkinan akan kembali menyebutkan bahwa ekonomi Amerika Serika sedang dalam “good shape” atau bentuk yang bagus. Selain itu, dalam kebijakan moneter pada Juli lalu, The Fed telah menegaskan bahwa pemotongan suku bunga saat ini adalah “mid-cycle adjustment. Bukan sebuah trend seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
3. Desakan Trump
Seperti yang telah diketahui, Presiden AS Donald Trump sudah berulang kali menyampaikan kritknya pada The Fed dengan keras. Ia bahkan menyebut Powell seperti musuh, selayaknya China. Trump menginginkan agar The Fed membabat habis suku bunganya, kalau perlu sampai negatif.
Namun, rong-rongan Trump tersebut diperkirakan justru akan menjadi kesempatan bagi The Fed untuk menunjukkan jati dirinya sebagai lembaga yang independen. Terutama, mengingat bahwa kondisi-kondisi yang membutuhkan suku bunga sangat rendah, sedang tidak dialami oleh AS saat ini.