Investasi saham syariah itu bisa menguntungkan ataupun merugikan, tergantung pada bagaimana sikap investornya. Label syariah tidak menjamin profitabilitas suatu saham, sehingga investor tetap saja perlu bersusah payah memutar otak untuk menemukan saham-saham yang menguntungkan. Apabila Anda malas dan ogah belajar, maka dapat dipastikan kalau investasi itu bakal merugi.
Siasat agar sukses investasi saham syariah secara umum bisa jadi mirip dengan investasi saham biasa. Namun, ada aspek-aspek tertentu yang perlu dicermati oleh investor, khususnya karena basis orientasi investasinya berbeda; yang satu hanya berorientasi profit, sedangkan satunya lagi mengutamakan pemenuhan amanah agama.
1. Investor Wajib Mempelajari Laporan Keuangan
Apakah Anda bisa membaca laporan keuangan emiten? Jika membaca laporan keuangan saja tidak bisa, lalu dasar apa yang menjadi alasan Anda untuk membeli saham yang diterbitkan oleh emiten tersebut?
Ingat, investor saham syariah dilarang keras menanamkan dana ala “beli kucing dalam karung”, karena itu merupakan cara investasi mirip judi. Jadi, Anda harus selalu berupaya untuk mengenali perusahaan emiten yang sahamnya akan dibeli. Ketahui bidang usahanya, bagaimana strategi usahanya, siapa saja pesaingnya, bagaimana prospek usaha ke depannya, berapa besar utangnya, berapa besar laba tahunannya, dan seterusnya.
2. Investor Sebaiknya Fokus Pada Saham-saham JII
Tahukah Anda bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki dua indeks untuk mengompilasikan saham-saham syariah? Kedua indeks tersebut adalah ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) dan JII (Jakarta Islamic Index). ISSI yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 merupakan indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI, sedangkan JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid. Anggaplah JII itu sebagai indeks LQ45-nya saham-saham syariah.
Saham-saham likuid memiliki karakteristik permintaan dan penawaran yang secara konsisten cukup tinggi di bursa, sehingga lebih mudah dijual maupun dibeli ketimbang saham-saham non-likuid. Umumnya, saham-saham likuid juga memiliki prospek masa depan yang lebih baik serta menawarkan dividen lebih tinggi.
Walaupun kondisi bursa sulit diperkirakan, tetapi jika Anda mengikuti dua aturan ini dalam berinvestasi saham syariah, maka probabilitas keuntungan sudah jelas lebih baik daripada jika hanya beli saham asal-asalan. Berikutnya, teruslah giat mempelajari dunia saham dan seluk beluknya, karena pengetahuan dan pengalaman bisa memperkuat profitabilitas investasi Anda.
Tagged With : investasi syariah • saham